Bahkan, dia mengaku pengalaman seumur hidup bisa melihat langsung Presiden.
"Biasanya hanya bisa lihat di televisi, sekarang bisa lihat langsung dan bisa pegang tangannya," katanya.
Seperti biasa di setiap kunjungan ke daerah, Presiden selalu menyempatkan diri untuk bersalaman dengan warga bahkan melayani foto beberapa warga sambil membagikan buku, kaos dan kain batik.
Antusiame sambutan warga membuat perjalanan menuju tempat acara menjadi tersendat dan membuat aparat harus berjuang keras mengamankan Presiden.
"Mohon maaf Pak Presiden. Masyarakat antusias dan histeris menyambut Bapak, sehingga aparat keamanan harus kelabakan mengawal Bapak karena itu gembiraan menyambut kedatangan Bapak Presiden di negeri yang kecil ini," kata Gubernur Maluku Utara Abdul Gani Kasuba saat berpidato penyambutan.
Ghani awalnya tidak percaya atas berita kunjungan Presiden ke desa kecil ini di wilayahnya.
"Terus terang ketika mendengar berita ini, semua ragu-ragu. Tidak ada satupun yang respon, karena ini desa kecil. Ada yang nggak tahu desa ini. Mungkin hanya ustad Ghani saja yang tahu karena selalu berkeliling berdakwah di negeri ini," kata Gubernur Maluku Utara ini.
Namun, dia percaya setelah Presiden telah memutuskan dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi berkoordinasi atas rencana peresmian pelabuhan di Desa Tepeleo ini.
"Alhamdulillah kita harus ikut putusan presiden," kata Abdul Ghani.
Baca Juga: Jokowi Serahkan Sertifikat Tanah Kepada Warga Maluku Utara
Dia mengakui akses menuju ke wilayah Patani ini belum tersambung jalan darat dari Ibukota Provinsi Maluku Utara, Sofifi.
Untuk menuju ke desa Tepeleo ini dari Kota Ternate, ada beberapa alternatif rute yang bisa dilalui, yakni melalui jalur laut dengan mengunakan kapal bisa ditempuh sekitar 16-26 jam perjalanan.
Selain itu bisa melalui jalur udara dari Bandara Sultan Babullah, Kota Ternate, ke Bandara Buli di Halmahera Timur selama 30 menit dan dilanjutkan jalan darat sekitar satu jam menuju Pelabuhan Bicoli untuk melanjutkan jalur laut sekitar tiga jam.
Alternatif ketiga, yakni dari Kota Ternate naik kapal ke Halmahera melalui Kota Sofifi untuk jalan darat ke Weda, Ibu Kota Kabupaten Halmahera Tengah dan dilanjutkan naik feri ke Tepeleo.
"Akses jalan belum tersambung di Halmahera ini, maka saya selalu memintakan kepada Bapak Presiden agar namanya Trans Halmahera ini bisa keliling pada 2018-2019. Tuntas ketika Bapak Presiden akan menyambung kedua kalinya, Halmahera sudah tuntas," katanya.
Kedua Abdul Ghani mengungkapkan Presiden Jokowi adalah Presiden kedua setelah Presiden Soekarno pada 1957 yang mendarat di wilayah Patani ini.