Cawapres Jokowi Harus Bisa Jawab Isu PKI dan Pro Cina

Adhitya Himawan Suara.Com
Minggu, 29 April 2018 | 07:14 WIB
Cawapres Jokowi Harus Bisa Jawab Isu PKI dan Pro Cina
Presiden Jokowi di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. [Foto Intan - Biro Pers Setpres]

Jokowi Terkuat Mengenai capres, Edhy Aruman menjelaskan hasil survei masih menempatkan Jokowi sebagai yang terkuat. Dengan pertanyaan terbuka (top of mind) Jokowi (49,8) merupakan kandidat paling unggul, diikuti oleh Prabowo Subianto (29,0), Gatot Nurmantyo (4), dan Tuan Guru Bajang (2,9), dan Agus Harimurti Yudhoyono (1,3).

IDS melakukan uji nama dengan 18 nama disodorkan kepada responden. Nama-nama dipilih dengan asumsi dikenal publik karena ketokohan di partai politik dan atau ketokohan di tingkat nasional.

Ke-18 nama itu, yakni Joko Widodo (Jokowi), Puan Maharani, Prabowo Subianto, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Akbar Tandjung, Aburizal Bakrie, Airlangga Hartarto, Wiranto, Surya Paloh, Anis Matta, Muhaimin Iskandar (Cak Imin), Zulkifli Hasan, Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto), Yusril Ihza Mahendra, Osman Sapta Odang, Mahfud Md., Gatot Nurmantyo, dan Anies Rasyid Baswedan.

Berdasarkan daftar nama yang disodorkan IDS, responden memilih satu nama di antara 18 nama-nama tokoh dengan persentase sebagai berikut Jokowi (52,3 persen), Prabowo Subianto (31,0), Gatot Nurmantyo (5,8), Agus Harimurti Yudhoyono (2,7), Mahfud Md. (1,2). Dari daftar 18 nama yang dipilih, yakni Jokowi, Prabowo, AHY sebagai tokoh partai.

Bagaimana dengan tokoh tokoh senior partai politik? Responden memiliki preferensi dengan tokoh partai di luar PDIP dan Gerindra, namun dengan mereka dipilih dengan persentase di bawah 1 persen berturut-turut, yakni Wiranto, Akbar Tandjung, Surya Paloh, dan Aburizal Bakrie, katanya.

Sementara itu, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengincar posisi calon wapres mendampingi Calon Presiden Prabowo Subianto pada Pemilu Presiden 2019.

Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman mengatakan bahwa PKS sudah jauh-jauh hari membangun komunikasi, utamanya dengan Prabowo dan Partai Gerindra. Dalam komunikasi yang dibangun, PKS menginginkan kadernya menjadi cawapres bagi Prabowo ketika hendak berkoalisi.

Kader yang disiapkan oleh PKS, lanjut Sohibul Iman, terdapat sembilan cawapres yang merupakan aspirasi dari kader PKS di seluruh Indonesia dalam Musyawarah Majelis Syuro VI PKS, 13 s.d. 14 Januari 2018.

Sohibul menyatakan bahwa PKS mengajukan nama-nama kader hasil penjaringan internal guna ditawarkan kepada masyarakat dalam suksesi kepemimpinan nasional pada tahun 2019. Sembilan tokoh tersebut adalah Ahmad Heryawan, Anis Matta, Irwan Prayitno, Hidayat Nur Wahid, Mardani Ali Sera, Tifatul Sembiring, Sohibul Iman, Al Muzzammil Yusuf, dan Salim Segaf Al Jufri.

Ketika ditanya kesiapan dirinya maju menjadi cawapres bagi Prabowo, Sohibul menyebutkan bahwa tidak ada istilah siap tidak siap, tetapi mematuhi keputusan yang diambil melalui majelis syuro. "Apa pun tugas Partai harus dilaksanakan," ujarnya.

Dari sembilan kader tersebut, kata dia, nama yang memiliki urutan teratas Ahmad Heryawan. Meskipun demikian, masing-masing memiliki massa dan pendukung masing-masing.

Sementara itu, untuk sosok cawapres pendamping Jokowi, pengamat komunikasi politik Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing mengatakan bahwa sosok yang berpeluang besar menjadi pasangan Jokowi adalah sosok yang bisa menjawab semua isu miring yang selama ini dialamatkan kepada Jokowi.

"Isu seperti PKI dan pro-Cina merupakan beberapa isu miring yang dialamatkan kepada Jokowi yang harus juga bisa dijawab oleh cawapres," kata Emrus.

Kemampuan menepis isu miring yang dilekatkan pada Jokowi sejak Pemilu Presiden 2014 merupakan prasyarat penting cawapres pendampingnya selain faktor kenyamanan dan elektabilitas. "Jika isu-isu miring itu bisa dijawab, peluangnya bisa menjadi lebih besar untuk menjadi cawapres," kata Emrus.

Presiden Jokowi dalam Musyawarah Nasional (Munas) BKPRMI di Asrama Haji Jakarta, Rabu (25-4-2018), sempat mengungkapkan kekesalannya terkait dengan tudingan dirinya terkait dengan PKI.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI