"Saya bingung kalau ucapan bercanda dipersoalkan. Kalau saya begini dipersoalkan, begitu dipersoalkan," kata Prabowo.
Meski demikian, Prabowo menyadari kekinian merupakan tahun politik, sehingga setiap ucapannya dalam kesempatan apa pun akan disorot masyarakat.
Belajar dari kasus ini, Ketua Umum Partai Gerindra ini mengaku akan lebih hati-hati dalam memberikan pernyataan dan berbicara ke publik
![Ibunda Presiden Jokowi, Sujiatmi Notomiharjo, Selasa (14/7/2015). [Labib Zamani/Suara.com]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2015/07/14/o_19q5lka041d5hup41spdct3iqua.jpg)
"Jadi omongan bercanda sekarang harus dibatasi. Jadi saya bingung mau bicara apa, tapi saudara sudah mengerti," kata Prabowo.
Sementara Calon Presiden nomor urut 1, Jokowi, belum berkomentar mengenai persoalan ini.
Namun, saat menghadiri Konsolidasi Tim Kampanye Daerah Banten di ICE Bumi Serping Damai, Tangerang, Minggu, Jokowi sempat ”me-mention” Boyolali.
Penyebutan Boyolali itu terjadi ketika Jokowi berpidato, mengenai dirinya yang tetap menjadi sasaran informasi hoaks alias bohong meski sudah bersalaman dengan puluhan juta orang.
"Ada yang mengatakan saya antek aseng, ibu saya Cina, padahal ibu saya dari Boyolali, berpolitiklah dengan adab, adat dengan tata krama yang baik," kata Jokowi.
Ia mengakui sudah berupaya bersabar dalam 4 tahun terakhir menjadi presiden, tapi akhirnya tidak juga tahan terhadap hoaks.
Baca Juga: Seram, Museum Ini Sajikan Jus Bola Mata Domba
"Sabar, sabar, sabar ya sudah 4 tahun sabar jadi saya harus jawab sekarang kalau tidak dijawab repot," ujar Jokowi lagi.