FACE of JAKARTA: Malam Mingguan Plus-plus di Bioskop Senen

Sabtu, 16 Maret 2019 | 09:15 WIB
FACE of JAKARTA: Malam Mingguan Plus-plus di Bioskop Senen
Bioskop Senen, Grand Theater dan Mulia Agung Theater. (Suara.com/Yasir)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Yati mengatakan perempuan dan pria penyedia layanan plus-plus itu memang biasa ramai di setiap malam Minggu. Mereka biasa berkumpul sedari sore sebelum midnight show yang biasa dimulai sejak pukul 21.00 WIB hingga pukul 00.00 WIB.

Saking ramainya, kata Yati, bahkan dirinya mengaku jika setiap ada midnight show warungnya itu pun mampu meraup omset hingga Rp 400 ribu.

Bioskop Senen, Grand Theater dan Mulia Agung Theater. (Suara.com/Yasir)
Bioskop Senen, Grand Theater dan Mulia Agung Theater. (Suara.com/Yasir)

“Kalau hari biasa mah ya paling Rp 200 ribu sampai Rp 250 ribu. Kalau ada midnight kan itu ramai terus,” imbuhnya.

Berkenaan dengan itu, Yati mengungkapkan kekinian semenjak bioskop Grand Theater dan Mulia Agung Theater ditutup sudah tidak ada lagi baik perempuan maupuan laki-laki penyedia layanan plus-plus di sekitar sana. 

Bioskop Senen, Grand Theater dan Mulia Agung Theater. (Suara.com/Yasir)
Bioskop Senen, Grand Theater dan Mulia Agung Theater. (Suara.com/Yasir)

Sementara itu, Dani Mulyana (48) mantan proyeksionis atau pemutar roll film dengan proyektor analog di bioskop Grand Theater dan Mulia Agung Theater pun tak menampik jika banyak penonton yang melakukan aksi mesum di dalam bioskop. Meskipun, Dani mengaku tidak pernah memergoki langsung. Tapi menurutnya, jika diketahui pihak keamanan bioskop mengetahui hal itu sudah pasti langsung di usir.

Selain itu, Dani juga membenarkan memang sebagain besar yang melakukan mesum di bioskop tersebut justru pasangan laki-laki sesama jenis. Kebanyakan yang dipergoki oleh petugas kemanan justru pasangan sesama jenis tersebut.

“Ya kebanyakan itu lah istilahnya ‘gay’ di situ 80 persen lah,” ungkapnya.

Meski begitu, Dani menyangkal jika bioskop Grand Theater dan Mulia Agung Theater disebut sebagai bioskop yang dikenal kerap memutar film-film erotik. Dia juga menegaskan, ditutupnya bioskop tersebut tidak ada keterkaitannya dengan itu. Dani mengungkapkan salah satu faktor ditutupnya bioskop lantaran memang sudah sepi penonton dan banyaknya pesaingan antara perusahaan bioskop serta sulitnya memperoleh film roll.

“Itu yang disebut ‘esek-eske’ itu namanya juga sorotan. Kalau menurut saya, kita harus menghargai sebuah karya film. Menurut saya film nggak ada apa-apanya lah kalau disebut ‘esek esek, karena sebuah produksi film sebelum masuk bioskop juga sudah ada lembaga sensor, paling sebatas ciuman-ciuman lah romantis kalau ‘esek-esek’ itu mah nggak ada,” kata Dani.

Baca Juga: Aksi Bapak-bapak Merokok di Bioskop Ini Bikin Kesal Warganet

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI