“Kami justru semakin bersatu dan kuat. Saling mendukung, kalian bisa lihat sekarang,” tukasnya.
"Hari ini adalah hari istimewa bagi kami ... Orang-orang Christchurch akan berdiri bersama," tambahnya.
![Salat Jumat di depan Masjid Al Noor Christchurch, Selandia Baru, Jumat (22/3/2019). Ini adalah salat Jumat pertama usai teror penembakan massal. [Marty MELVILLE / AFP]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2019/03/22/71726-salat-jumat-pertama-di-christchurch-usai-teror2.jpg)
Selandia Baru mendukung
Salat Jumat pascateror, juga dihadiri oleh ribuan warga Selandia Baru dari beragam agama. Mereka membentuk lautan keheningan di belakang area salat. Sementara jemaah khusyuk salat.
Di antara mereka, banyak wanita dari semua latar belakang memilih untuk mengenakan jilbab sebagai simbol solidaritas. Secara nasional, memakai jilbab untuk bersolidaritas dilakukan sedikitnya 50 ribu perempuan.
“Saya memakai jilbab dan berada di sini untuk menghormati keluarga korban dan umat Muslim. Kami bersatu sebagai Selandia Baru,” kata Jeanine Benson, warga Christchurch.
"Saya biasa melewati masjid ini (Al Noor) setiap hari pergi bekerja, dan memikirkan apa yang terjadi di sana membuat saya merasa sakit secara fisik," tambahnya.
"Untuk semua orang, ini bukan akhir, ini hanya awal dari perjalanan penyembuhan."
Dua masjid yang menjadi sasaran teror, yakni Al Noor dan Linwood dipastikan bakal kembali dibuka pada Sabtu (23/3) besok.
Baca Juga: Simak Kerennya All New Suzuki Ertiga Sport di Sektor Ini
"Kedua masjid telah dipulihkan dan akan diserahkan kepada masyarakat," kata juru bicara kepolisian.
Aksi bertajuk March for Love juga dijadwalkan berlangsung di Christchurch pada hari Sabtu. Ribuan orang diharapkan hadir.