Cerita Kakek Veteran Perang Berjuang Demi Ikut Demo Antirasis Selandia Baru

Bangun Santoso Suara.Com
Rabu, 27 Maret 2019 | 15:00 WIB
Cerita Kakek Veteran Perang Berjuang Demi Ikut Demo Antirasis Selandia Baru
Veteran Selandia Baru John Sato (95) ikut dalam aksi solidaritas untuk umat Islam yang jadi korban serangan teror. (Istimewa: Radio New Zealand / via ABC News)

Sesampainya di masjid daerah Pakuranga, Sato melihat banyak kembang dan kartu ucapan belasungkawa di sana. Dia pun memutuskan pergi ke pusat kota tempat berlangsungnya aksi.

Untuk sampai ke sana, kakek 95 tahun ini harus ganti bus beberapa kali lagi. Tapi dia tak mengeluh.

"Naik bus lebih mudah daripada jalan kaki. Paling tidak sepatuku tidak rusak," ujarnya seraya tersenyum.

Masih menurut sumber ABC News, sepanjang perjalanannya ini, Sato mengaku mendapat banyak bantuan dari orang lain. Sebuah foto menunjukkan bagaimana Sato dituntun oleh dua pria, salah satunya polisi, saat menuju lokasi demo.

Seorang polisi sempat memberinya air minum dan bahkan mengantarnya pulang ke rumah. Sehingga dia tak perlu lagi mengejar bus berkali-kali.

"Polisi itu mengantarku pulang, menunggui hingga saya mencapai tangga," ujarnya.

Dia merasa tragedi Christchurch justru mendorong timbulnya rasa kemanusiaan bagi banyak orang.

Menurut keterangan yang disampaikan ke RNZ, Sato direkrut jadi tentara Selandia Baru untuk melawan Jepang saat masih muda. Dia salah satu dari dua warga keturunan Jepang dalam dinas militer negara ini saat itu.

Pengalaman perang, katanya, membuat dia menyadari betapa sia-sianya menghabiskan hidup yang pendek ini dengan segala kebencian.

Baca Juga: KPU Senang MUI Mau Fatwa Haram Golput di Pemilu 2019

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI