Merespons Dipanggil Sugeng, 5 Fakta Penangkapan Pelaku Mutilasi di Malang

Jum'at, 17 Mei 2019 | 08:45 WIB
Merespons Dipanggil Sugeng, 5 Fakta Penangkapan Pelaku Mutilasi di Malang
Ketua RW 06 Kelurahan Jodipan Kota Malang Muhammad Luthfi menunjukkan tempat Sugeng biasa tidur, Kamis (16/5/2019). [Suara.com/Aziz Ramadani]

Tato di kaki korban memang sengaja dibuat oleh pelaku dengan menggunakan alat seperti sol sepatu. Namun, aksinya tersebut dilakukan setelah korban meninggal dunia.

Tulisan di dinding dekat lokasi temuan potongan tubuh wanita. (istimewa).
Tulisan di dinding dekat lokasi temuan potongan tubuh wanita. (istimewa).

Menurut pengakuan Sugeng, tato tersebut dibuat berdasarkan permintaan korban yang belum diketahui identitasnya itu. Pada telapak kaki korban bertuliskan Sugeng (kaki kiri) dan Wahyu yang ku terima dari gereja comboran (kaki kanan).

"Tato itu dilakukan setelah korban meninggal dengan menggunakan alat seperti sol sepatu. Kemudian ditambahi, (tinta) bolpoin," papar Asfuri.

5. Dapat Bisikan Gaib

Sugeng mengakui aksi mutilasi yang dilakukan terhadap korban merupakan permintaan dari korban sebelum meninggal. Selain itu, pelaku juga mengaku mendapatkan bisikan gaib untuk memutilasi korban.

Proses pemotongan tubuh korban menjadi 10 bagian pun dilakukan 3 hari setelah korban meninggal. Pengakuan tersebut masih didalami oleh kepolisian.

Sketsa Korban Mutilasi di Pasar Besar Kota Malang, Jawa Timur. [Dokumentasi Polisi]
Sketsa Korban Mutilasi di Pasar Besar Kota Malang, Jawa Timur. [Dokumentasi Polisi]

"Pelaku memutilasi karena pesan dari korban. Setelah meninggal minta dimutilasi. Keterangan yang bersangkutan juga ada bisikan-bisikan (gaib). Kami juga masih menunggu hasil autopsi dan labfor," tutur Asfuri.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI