Prabowo Dianggap Khianat, PA 212: Kami Harap Khilafah Ada di Indonesia 2024

Kamis, 18 Juli 2019 | 17:27 WIB
Prabowo Dianggap Khianat, PA 212: Kami Harap Khilafah Ada di Indonesia 2024
PA 212 Asep Syarifudin (paling kiri). [Suara.com/Ria Rizki Nirmala Sari]

Suara.com - Pelaksana Tugas Ketua PA 212, Asep Syarifudin mengharapkan khilafah bisa tegak berdiri di Indonesia.

Menurutnya, khilafah atau sistem kenegaraan yang berlandaskan ajaran Islam itu tidak terlarang.

Asep mengungkapkan, dirinya telah banyak belajar terkait konsep sistem kenegaraan berlandasan Islam. Justru dirinya menilai, kalau menolak khilafah, sama artinya menodai agama.

Sebab, menurut Asep, khilafah adalah sistem politik serta menjadi salah satu bagian syariat Islam.

"Harapan saya 2024 khilafah tegak di Indonesia. Khilafah itu adalah syariat Islam. Kalau menolak khilafah itu menolak syariat Islam. Itu penodaan agama," ungkap Asep dalam diskusi yang diselenggarakan di Gedung Joeang, Jalan Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (18/7/2019).

Alasan Asep yang menginginkan khilafah tegak di Indonesia itu adalah, karena sistem kenegaraan di Indonesia kekinian belum bisa mengamankan kedaulatan agama.

Karena kondisi itulah, Asep sangat menginginkan khilafah dapat tegak berdiri di Indonesia pada masa mendatang.

"Sistem itu dalam masyarakat iya tapi untuk konteks amankan kedaulatan agama belum tentu."

Prabowo Berkhianat

Baca Juga: PA 212: Prabowo Berkhianat!

Dalam diskusi yang sama, ASep juga sempat memberikan pernyataan mengenai capres gagal usungannya, Prabowo Subianto, bertemu dan mengucapkan selamat kepada presiden terpilih pada Pilpres 2019, Jokowi, yang dilakukan di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta, Sabtu (13/7) pekan lalu.

Asep Syarifudin menilai, pertemuan tersebut merupakan bentuk pengkhianatan Prabowo. Asep mengatakan, dengan melakoni pertemuan itu, Prabowo dianggap mengabaikan aspirasi umat, termasuk PA 212.

Ia menjelaskan, PA 212 dan sejumlah ulama pada Pilpres 2019 mendukung Prabowo – Sandiaga Uno karena dinilai bisa membela dan mengakomodasi kepentingan mereka.

Sementara Jokowi, diidentifikasi oleh PA 212 dan kelompok semacamnya sebagai sosok yang anti-Ulama.

"Jadi, kalau Prabowo berkomunikasi (dengan Jokowi), menurut saya ini adalah bentuk pengkhianatan terhadap aspirasi umat dan rakyat," ungkap Asep.

Pertemuan antara Jokowi dengan Prabowo diawali dengan menggunakan MRT bersama-sama dari stasiun MRT Lebak Bulus, Sabtu (13/7/2019).

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI