Rifqi pun berharap, para anggota DPRD Jabar Terpilih 2019 - 2024 bisa membangun demokrasi di Jabar yang lebih baik.
"Selamat kepada calon terpilih untuk mengemban amanah dan menjalankan tugasnya untuk lima tahun yang akan datang. Saya berharap kita semua dapat membangun Pemilu Jawa Barat yang lebih baik lagi," tambahnya.
Untuk itu, Rifqi memastikan bahwa tahapan Pemilu di Jabar berjalan dengan baik dan lancar. Tingkat akurasi data juga diharapkan bisa meningkat di masa yang akan datang.
"Akurasi data pemilih di Jawa Barat sudah meningkat. Kita (Provinsi Jawa Barat) tidak termasuk sepuluh provinsi yang data pemilunya kurang valid," ucap Rifqi.
Sementara terkait tingkat partisipasi Pemilu di Jabar, kata Rifqi, ada di atas angka target nasional. Tingkat partisipasi baik Pilpres atau Pileg ada di angka 82 persen.
"Tingkat partisipasi kurang lebih 82 persen baik pilpres atau pileg dari target nasional 75 persen," ujarnya.
"Sekitar 27 juta dari 33 juta yang terdata sebagai pemilih, yang tidak hadir ke TPS sekitar 7 juta. Dari 33 juta yang hadir 27 juta, itu sangat luar biasa itu, merupakan (jumlah penduduk) satu negara kalau di benua Afrika atau Amerika itu," lanjutnya.
Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jabar, Wasikin Marzuki menilai, pelaksanaan Pemilu di Jabar memiliki kekhasan tersendiri, seperti dari data pemilih, Jabar sebagai provinsi dengan jumlah pemilih terbanyak.
Pada Pemilu 2019, pemilih Jabar dengan jumlah kurang lebih 33 juta orang telah memilih secara sekaligus presiden dan wakil presiden, 91 anggota DPR RI, 120 anggota DPRD provinsi, 1.285 anggota DPRD kab./kota, dan 4 anggota DPD RI. Jumlah peserta pemilu sebanyak 16 partai dan anggaran Pemilu secara nasional sekitar Rp 24,8 triliun.
Baca Juga: Kocak, Ridwan Kamil & Dino Patti Djalal Ketiduran Dengar Ocehan Cinta Laura
"Oleh karena itu, dalam proses mengawal Pemilu 2019 di Jawa Barat, kami melakukan beberapa hal dalam mengawal Pemilu yang berkualitas, berintegritas, dan demokratis," ujar Wasikin.
Seperti dalam fungsi pencegahan, Bawaslu menghadapi masalah pemilu yang serius, yakni pemilu transaksional atau money politic dan unfair kontestasi. Untuk itu, Bawaslu melakukan upaya sinergi antar-berbagai pihak, baik dengan masyarakat dan peserta pemilu itu sendiri.
Sementara terkait dengan validasi pemilih, Bawaslu mengaku bahwa pihaknya melakukan rapat pleno hingga tiga kali. Menurut Wasikin, ini menandakan ada keseriusan pihak Bawaslu dalam mematangkan data pemilih, sehingga diharapkan tidak ada lagi data ganda atau data yang tidak memenuhi syarat.
"Kami bersama KPU mengawal, memverifikasi, memvalidasi seluruh aspek data pemilih yang ada di Jawa Barat. Walaupun proses panjang, tapi bagian dari upaya untuk menghadirkan kualitas data pemilih yang akurat dan valid," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua DPRD Jabar, Ineu Purwadewi Sundari mengapresiasi penyelenggaraan Pemilu di Jabar yang lancar, damai, dan kondusif.
"Kami mengapresiasi pelaksaan pemilu yang lancar, damai, kondusif walapaun tidak sedikit sahabat kita penyelenggara Pemilu yang gugur dalam tugasnya," ucap Ineu.