Simalakama Bank Sampah; Antara Finansial dan Prihatin Lingkungan

Chandra Iswinarno Suara.Com
Jum'at, 20 September 2019 | 13:12 WIB
Simalakama Bank Sampah; Antara Finansial dan Prihatin Lingkungan
[Suara.com/Ema Rohimah]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Untuk menarik perhatian dalam edukasi tata kelola sampah, Bank Sampah membuat media kampanye yang menarik. Pun untuk membuat kampanye tersebut lebih menarik, dibantu suami dari Ani Sumiarti yang merupakan seorang desainer grafis.

Hasilnya tak mengecewakan, beberapa media edukasi kreatif seperti brosur, booklet, spanduk hingga permainan kwartet untuk mengenal jenis-jenis sampah berhasil menarik perhatian anak.

Berkat permainan kwartet itulah, Ani Sumiarti sempat diminta untuk ikut mensosialisasikan tata kelola sampah pada sebuah pameran bertema peduli lingkungan di Jakarta.

Mereka juga mengadakan pelatihan kerajinan tangan bagi ibu-ibu yang ingin mengubah sampah plastik menjadi hiasan bunga atau dompet.

"Lumayan mas, kalau di pameran satu bunga itu bisa laku terjual Rp 30 ribu sampai Rp 50 ribu. Kalau yang dompet dari kemasan plastik, bisa laku Rp 30 ribu. Kerajinan bunga dari sampah plastik biasanya yang paling laris. Kemarin aja yang dibawa ke pameran sudah habis semua," kata Devi.

Ketua Bank Sampa Kasturi Sri Asmoroning. [Suara.com/Reza Rachmanta]
Ketua Bank Sampa Kasturi Sri Asmoroning. [Suara.com/Reza Rachmanta]

Lika liku Bank Sampah Kasturi

Perjalanan Bank Sampah Kasturi yang sudah memasuki lima tahun, ternyata tak selamanya mulus dan lancar. Bahkan, saat mereka memfokuskan diri beralih ke wilayah edukasi, membuat mereka bertemu masalah dalam perjalanannya.

Ani mengakui kendala yang kerap dihadapi dalam mengedukasi masyarakat masih seputar pola pikir masyarakat. Hal tersebut tergambar dalam grafik tata kelola sampah.

"Grafiknya masih naik mas, baik dalam tonase-nya atau keseluruhan sampah. Normalnya itu ya kalau tersosialisasi dengan baik dan masyarakat mau menerima harusnya turun," kata Ani.

Baca Juga: Indonesia Kirim Balik 9 Kontainer Sampah Plastik ke Australia

Salah satu poin penekanan yang hilang adalah salah satu dari 3R yaitu reduce atau pengurangan sampah plastik. Ia menilai masyarakat sampai saat ini masih sulit mengurangi sampah plastik. Beberapa dari nasabah bank sampah justru sangat semangat mengumpulkan sampah sehingga grafiknya justru naik.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI