Kesempatan untuk berada di kabinet Jokowi juga dinilai dapat dimanfaatkan oleh Prabowo guna memuluskan jalannya jika ingin kembali mencalonkan diri menjadi presiden di pemilu 2024.
Qodari menepis kekhawatiran tentang adanya kemungkinan sabotase kinerja pemerintahan akibat memasukkan rival dalam kabinet baru ini.
"Prabowo akan 'bunuh diri' kalau dia macam-macam. Misalnya dia tidak bekerja dengan baik, misalnya dia melakukan sabotase dalam kinerja pemerintahan, dia akan kehilangan simpati masyarakat. Pendukungnya yang sekarang akan melihat dia tidak mampu bekerja sementara pendukung Jokowi juga melihat dia ga bisa kerja juga."
Lain hal jika Prabowo bekerja dengan baik. Dengan membuat pertahanan Indonesia menjadi lebih baik, misalnya, Qodari menilai Prabowo akan mendapat dukungan baik dari basis pendukungnya maupun simpatisan Jokowi.
"Bahkan bisa jadi pendukung Jokowi juga akan simpati karena dianggap berhasil. Nah, keberhasilan ini akan jadi modal Prabowo apabila dia maju jadi capres di 2024."
Upaya hentikan polarisasi
Lebih lanjut, Qodari menilai bahwa dirangkulnya Prabowo ke dalam jajaran kabinet Jokowi adalah untuk mengembalikan mantan Danjen Kopassus ini ke kalangan nasionalis.
"Saya lihat Jokowi sedang berusaha merebut kembali Prabowo dari kalangan kelompok kanan."
Untuk diketahui, pada pemilihan presiden tahun 20014 dan 2019 Prabowo banyak mendapatkan dukungan dari golongan Islamis.
Baca Juga: Plate dan Edhy Prabowo Jadi Menteri, Nasdem-Gerindra Segera Cari Pengganti
"Di Pilpres dia (Prabowo) 'kan bertarung, dia ingin menang, dan berusaha dapatkan dukungan dari semua kalangan. Buat dia waktu itu (dukungan datang dari) kalangan Islamis, yang juga saya nilai 'memanfaatkan' Prabowo untuk menggolkan agenda mereka... Dan ketika Jokowi bertemu dengan Prabowo kelompok itu marah, sekarang akan lebih marah lagi secara nyata dengan masuknya Prabowo ke kabinet Jokowi," ujar Qodari.
Upaya ini juga dilihat sebagai salah satu cara untuk menghentikan polarisasi politik yang sudah sangat nyata di kalangan masyarakat.
"Kesadaran elit politik untuk bangun aliansi besar dari kalangan nasionalis dan Islam tradisional untuk berhadapan dengan kasus-kasus intoleransi."
Bagaimana pendapat masyarakat?
Dari Jakarta, jurnalis DW mewawancarai beberapa warga terkait penunjukkan Prabowo menjadi Menteri Pertahanan di Kabinet Indonesia Maju. Beberapa warga menyayangkan keputusan Jokowi terkait hal ini, namun tidak sedikit pula yang mengatakan tidak masalah.
Seorang warga bernama Wahyu mengatakan sangat menyayangkan keputusan ini. "Saya sangat menyayangkan keputusan beliau untuk masuk ke kabinet karena sudah seharusnya untuk Indonesia kita punya check and balance, ada pemerintah ada oposisi. Sekarang tinggal satu partai PKS."