“Selain itu, jangan dulu datangkan babi dari luar, jangan bawa babi dari sini keluar, biar tak saling menyebarkan dulu,” katanya.
Kepala Dusun di Desa Sei Belutu, Anggiat Manurung mengatakan, di dusun tersebut terdapat sekitar 50 ekor babi. Sejak hari Minggu (3/11) sudah ada empat ekor yang mati mendadak. Tanda-tanda kematiannya, tidak selera makan, kepanasan, hanya empat hari saja lalu mati.
“Babi yang mati, ada lah yang dikubur, tapi memang ada juga yang dibuang di sungai itu,” katanya.
Di saat yang sama, seorang warga lainnya mengaku bahwa sudah tujuh ekor babi di kandangnya yang mati dalam beberapa hari terakhir.
Menurutnya, di desa itu warga kesulitan untuk mengubur bangkai babinya karena tidak ada lahan sehingga memilih untuk membuangnya ke sungai.