WNI Eks ISIS Ingin Pulang, Harapan Jadi Dokter Kandas Usai Dibawa ke Suriah

Kamis, 06 Februari 2020 | 10:09 WIB
WNI Eks ISIS Ingin Pulang, Harapan Jadi Dokter Kandas Usai Dibawa ke Suriah
Nada Fedulla, WNI eks ISIS ingin pulang ke Indonesia (twitter/@bbcindonesia)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Aref mengakui keputusannya membawa seluruh keluarganya ke Suriah sebagai kesalahan terbesar dalam hidupnya. Ia tidak tahu harus berbuat apa, sebab sedang dipenjara dan tak kunjung diproses hukum.

"Ya, tapi kami harus ke pengadilan. Dan sekarang, kami tidak tahu apa yang sebenarnya kami lakukan di sini selama dua tahun terakhir," ujar Aref.

Pria itu menceritakan ada tahanan mantan anggota ISIS lainnya yang bahkan sudah berada di penjara selama tiga sampai empat tahun tanpa proses hukum selanjutnya.

Aref tidak tahu apakah pemerintah Indonesia harus memulangkan dia dan keluarganya.

"Tidak ada satu orang pun dari Indonesia yang mendatangi saya dan berbicara pada saya. Tidak ada satu orang pun," ungkapnya.

Sebelumnya, Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi menyebut BNPT akan segera memulangkan 600 WNI eks ISIS dari Timur Tengah ke Indonesia. Fachrul mengatakan sebagian besar WNI eks ISIS tersebut dalam keadaan terlantar.

Sehingga, dia pun menyatakan rencana pemulangan mereka ke Indonesia atas prinsip kemanusiaan.

Sebanyak 47 dari 600 WNI eks ISIS tersebut berstatus tahanan. Sementara sisanya merupakan pengungsi biasa.

Wacana pemulangan WNI eks ISIS terus bergulir. Presiden RI Joko Widodo sampai saat ini menyatakan masih memperhitungkan plus minus terkait wacana pemulangan WNI eks ISIS dari Timur Tengah.

Baca Juga: Dikira Angka Nol, Pertanyaan Polos Mata Uang Arab Saudi Ini Bikin Ngakak

“Sampai saat ini masih dalam proses pembahasan, dan nanti sebentar lagi kita akan putuskan kalau sudah dirataskan. Semuanya masih dalam proses. Plus dan minusnya,” kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara Jakarta, Rabu.

Kepala Negara menyatakan perlunya untuk menggelar rapat terbatas yang khusus membahas rencana tersebut.

Menurut Presiden, semua yang terkait hal itu harus melalui perhitungan atau kalkulasi yang detail.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI