Keluhan Siswa Belajar Online karena Corona, Boros Kuota hingga Tensi Naik

Kamis, 19 Maret 2020 | 17:26 WIB
Keluhan Siswa Belajar Online karena Corona, Boros Kuota hingga Tensi Naik
Ilustrasi. [Suara.com/Uli Febriarni]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Dengan kondisi wabah virus Corona (Covid-19) tengah menyerang seperti sekarang ini, kompetensi akademik bukanlah menjadi prioritas lagi. Justru yang menjadi prioritas ialah kompetensi untuk bertahan hidup dan saling mengingatkan agar selalu menjaga kebersihan diri serta lingkungan.

Pengadu lainnya juga sempat menyampaikan kalau sang anak sudah berada di depan laptop mulai pukul 06.00 WIB untuk menuruti perintah gurunya yang akan memberikan tugas pada pukul tersebut. Bukan hanya satu tugas, guru-guru lainnya pun memberikan tugas yang berbeda dengan waktu pengerjaan yang singkat.

Alhasil sang anak pun baru bisa makan pada siang harinya. Pengadu khawatir karena teknik semacam itu malah menurunkan imun sang anak gara-gara lelah dan telat makan.

Kata Retno, kebijakan Home Learning dan Online Learning yang ditetapkan itu justru diharapkan bisa memindahkan interaksi di sekolah ke rumah. Artinya para guru sedianya bisa melakukan interaksi dengan siswa seperti biasa.

"Bukan sekedar memberi tugas-tugas online. Bukan itu yang diharapkan siswa dan orang tua. Para guru harus keluar dari kebiasaan bahwa tugas ke siswa sama dengan memberi soal, banyak kreativitas lain yang justru menimbulkan semangat dan mengasah rasa ingin tahu anak-anak," kata dia.

Retno memberikan contoh, guru bisa memberikan penugasan yang menyenangkan semisal meminta siswanya membaca novel atau buku cerita selama tiga hari, kemudian dituliskan ulang dalam bentuk resume. Ataupun siswa juga bisa diajak untuk membuat hand sanitizer dan hasilnya bisa dikirimkan kepada guru melalui foto.

"Penugasan tersebut dapat mengasah rasa ingin tahu anak-anak untuk mencari jawabannya. Guru harus kreatif dalam memberikan penugasan," ucapnya.

Selain itu, Retno juga menyampaikan rekomendasi kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Kepala Sekolah untuk tidak perlu menuntut para tenaga pengajar melaporkan proses pembelajaran setiap harinya. Hal itu disampaikan Retno karena akan berimbas kepada penekanan dari guru kepada siswanya.

"Kalau guru tidak ditekan maka sang guru juga tidak akan menekan muridnya juga. Guru dan murid harus tetap dijaga agar terus bahagia dan sehat," pungkasnya.

Baca Juga: Social Distancing, Siswa Jepang Adakan Kelulusan Lewat Game Minecraft

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI