Usai 'Ditolak' RS Rujukan, Wartawan dengan Gejala COVID-19 Meninggal

Dany Garjito Suara.Com
Selasa, 31 Maret 2020 | 20:01 WIB
Usai 'Ditolak' RS Rujukan, Wartawan dengan Gejala COVID-19 Meninggal
Ilustrasi pemakaman jenazah pasien dalam pengawasan (PDP) COVID-19 dengan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni membungkusnya menggunakan plastik. (FOTO ANTARA/Dok)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Peristiwa yang menimpa WD dilaporkan bukan yang pertama.

Sebelumnya diberitakan juga terdapat beberapa orang yang diduga terjangkit virus corona ditolak rumah sakit hingga akhirnya di antara mereka ada yang meninggal dunia.

Misalnya, seorang pasien dalam pengawasan (PDP) di Purbalingga, Jawa Tengah. Ia ditolak empat rumah sakit dengan alasan beragam.

Akhirnya ia dirawat di puskesmas dan petugas medis menggunakan jas hujan dan kacamata dari mika untuk perlindungan diri akibat terbatasnya fasilitas.

Kemudian ada pula pasien di Jakarta yang meninggal di ambulans usai ditolak di tiga RS.

Keterbatasan ruang isolasi, APD, dan jumlah tenaga medis

Proses Pembuatan APD Cegah Covid-19 di Jakarta Timur. (Suara.com/Angga Budhiyanto)
Proses Pembuatan APD Cegah Covid-19 di Jakarta Timur. (Suara.com/Angga Budhiyanto)

Dokter spesialis paru-paru yang bertugas di RS Persahabatan, salah satu RS rujukan pemerintah, Faisal Yunus, menyebut kondisi itu terjadi karena keterbatasan ruang isolasi, alat bantu pernapasan, alat pelindung diri (APD) dan jumlah tenaga medis.

"Itu semua karena pemerintah tidak menyangka, tidak siap dan menganggap tidak akan masuk corona. Setelah kejadian seperti ini baru semua pontang-panting. RS rujukan itu jumlah dan kapasitas daya tampungnya terbatas," kata Faisal kepada BBC News Indonesia.

"Di RS Persahabatan tempat saya bertugas, antrean masuk itu sekitar 800 orang yang terdaftar. Sementara daya tampungnya sekitar 40 orang di ruangan dan sekitar 20 di IGD. Tidak mungkin kita tampung semua. Tempat kita terbatas, tenaga medis juga terbatas, jadi tidak mungkin," kata Faisal menambahkan.

Baca Juga: Melarikan Diri, Pasien Positif Corona di Jakarta Loncat dari Lantai Dua

Faisal menegaskan, wabah Covid-19 tidak seperti penyakit lain yang bisa menjalani perawatan di ruang terbuka, seperti lorong rumah sakit, atau digabung dengan pasien lainnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI