Organisasi tersebut mengirim delegasi-delegasinya ke berbagai negara selama 40 hari dalam setahun dan terkadang dalam jangka waktu yang lebih pendek.
Para pensyiar dari organisasi itu menjalankan metode syiar agama orang-per-orang, sehingga mereka akan mendatangi rumah-rumah umat Muslim untuk menyampaikan ajaran Islam.
Apa yang terjadi di Delhi?
Pertemuan di Delhi merupakan acara tahunan yang berlangsung pada 3 Maret, sedangkan kapan berakhirnya ada berbagai versi. Yang jelas, saat acara itu rampung, banyak orang—termasuk 250 warga negara asing—memilih bertahan di sana.
Ditengarai beberapa di antara mereka mengidap Covid-19, yang kemudian menular ke sesama peserta dan menyebar ke seantero India.
Salah satu anggotanya, Waseem Ahmed, mengatakan kepada BBC Hindi, bahwa ratusan delegasi meninggalkan lokasi sebelum karantina wilayah alias lockdown diberlakukan pada 24 Maret.
Akan tetapi, lebih dari 1.000 pengikut, termasuk sejumlah warga negara asing, terlantar karena semua moda transportasi dan penerbangan internasional dihentikan.
Sejak saat itu, kepolisian merazia hostel-hostel tempat warga negara asing menginap dan mengarantina mereka di lokasi lain di Delhi.
Pemerintah India kini berupaya melacak dan menguji orang-orang yang hadir dalam acara itu mengingat jumlah kasus Covid-19 yang terkait dengan pertemuan Tablighi Jamaat terus meningkat. Pada Kamis (02/04), media setempat melaporkan kasus positif Covid-19 mencapai 389.
Apakah Ada WNI yang Mengikuti Acara Tablighi Jamaat?
Baca Juga: Positif Terjangkit Corona, Pasutri Sepuh di India Dinyatakan Sembuh

Kementerian Luar Negeri Indonesia mengatakan sebanyak 731 warga negara Indonesia (WNI) mengikuti acara Tablighi Jamaat di India. Mereka tersebar di berbagai negara bagian di India.