Temuan Intelijen AS, China Dituding Bohong soal Corona?

Senin, 06 April 2020 | 12:26 WIB
Temuan Intelijen AS, China Dituding Bohong soal Corona?
Warga Wuhan, Hubei, China mengenakan masker beralan sambil menenteng belanjaan pada 1 Maret 2020. [AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

“Saya pikir, kita mungkin kehilangan sejumlah besar data, sekarang apa yang kita lihat terjadi pada Italia dan apa yang terjadi pada Spanyol.”

Bisa puluhan kali lipat

Temuan intelijen AS ini makin menguatkan banyak pihak yang meragukan data kematian corona di China. Marco Rubio, seorang senator terkemuka dari Partai Republik dan mantan kandidat presiden dari AS, mengatakan data China memang sangat aneh.

Pun demikian dengan dengan Pemerintah Inggris. Mereka juga meragukan pelaporan China. Menteri Konservatif dan mantan kandidat Perdana Menteri Michael Gove mengatakan Partai Komunis China tidak dapat dipercaya.

“Beberapa laporan dari Tiongkok tidak jelas tentang skala, sifat, daya menular dari (virus) ini,” katanya kepada BBC.

Sementara itu sumber lain mengatakan total infeksi di China sebenarnya bisa mencapai 40 kali lipat dari yang dilaporkan saat ini.

Ini diperkuat dengan laporan jumlah korban tewas akibat virus di China, di mana para tenaga medis di Wuhan, yang acap mengawasi rumah duka, mengklaim mereka telah ‘bekerja sepanjang waktu’ untuk membuang mayat.

Laporan lain menyebut ada 3.500 guci yang dibagikan oleh krematorium setiap harinya di China. Sementara Caixin melaporkan, satu rumah duka di Kota Wuhan saja telah memesan 5.000 guci.

Warga setempat di sana juga percaya bahwa upaya untuk membuang mayat-mayat korban virus corona di China dimulai 23 Maret dan pemerintah kota mengatakan proses itu akan berakhir pada 5 April mendatang.

Baca Juga: Pemerintah China Akhirnya Berikan Penghargaan pada Dokter Li Wenliang

Itu berarti sekitar 42.000 guci dibagikan dalam kerangka waktu tersebut atau sepuluh kali lipat dari angka yang dilaporkan saat ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI