Lestarikan Bahasa Jawa Lewat Budaya Pop, Didi Kempot Jadi Idola Semua Usia

Selasa, 05 Mei 2020 | 13:03 WIB
Lestarikan Bahasa Jawa Lewat Budaya Pop, Didi Kempot Jadi Idola Semua Usia
Didi Kempot. (Suara.com/Iqbal Asaputro)

Suara.com - Penyanyi kondang Didi Kempot meninggal dunia di usia 53 tahun. Ia menghembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Kasih Ibu, Solo, Jawa Tengah pada Selasa (5/5/2020) pagi.

Pemilik nama lengkap Dionisius Prasetyo itu memulai karier bermusik sejak tahun 1984, lebih dari tiga puluh tahun yang lalu. Tetapi, alih-alih meredup, namanya justru semakin bersinar hingga detik-detik terakhir dalam hidupnya.

Beberapa tahun belakangan, popularitasnya semakin meningkat terutama di kalangan muda. Ia bahkan dijuluki The Godfather of Broken Heart berkat lagu-lagunya yang bernuansa patah hati.

Media asing South China Morning Post, menyebut sosok Didi Kempot sebagai penjaga gawang bahasa Jawa dalam budaya pop tanah air. Ia dinilai mampu mengubah genre musik campursari menjadi lebih menarik sehingga digandrungi oleh kalangan anak muda.

"Via Vallen dan Didi Kempot menjaga bahasa Jawa tetap hidup dalam budaya pop," demikian tulis South China Morning Post, Senin (2/12/2019).

Sepanjang kariernya, almarhum telah menulis lebih dari 700 lagu di mana hampir sebagian besar menggunakan bahasa Jawa.

Menjelang tutup usia, ia bahkan sempat menulis lagu tentang wabah virus corona berjudul "Ojo Mudik" yang berarti "Jangan Mudik".

Lagu tersebut ditulis sebagai imbauan agar masyarakat tidak mudik ke kampung halaman selama wabah COVID-19 belum surut.

Selain itu, Lord Didi juga sempat menggelar konser amal pada tanggal 11 April 2020. Konser yang ditayangkan lewat Kompas TV itu berhasil menggalang dana hingga lebih dari Rp 3 miliar untuk membantu masyarakat yang terdampak corona.

Baca Juga: Didi Kempot Meninggal, Jokowi : Selamat Jalan The Godfather of Broken Heart

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI