Suara.com - Wakil Ketua Komisi 1 DPR RI Abdul Kharis Almasyhari menanggapi kebocoran data pengguna Tokopedaia yang dikabarkan dijual di pasar gelap. Terkait hal itu, ia meminta Tokopedia bertanggung jawab.
Kharis mengatakan, sebagai penyelenggara sistem elektronik (PSE), Tokopedia memiliki kewajiban memenuhi standar perlindungan data pribadi.
“Sebagaimana yang dimuat dalam PP Nomor 71 Tahun 2019 dan Peraturan Menkominfo Nomor 20 Tahun 2016 dalam Bab 5 kewajiban Pengguna pasal 28 dijelaskan bahwa melindungi data pribadi beserta dokumen yang memuat data Pribadi tersebut dari tindakan penyalahgunaan menjadi tanggung jawab PSE dalam hal ini Tokopedia," kata Kharis dalam keterangannya, Selasa (5/5/2020).
Menurutnya, berkenaan dengan bocornya data pengguna baik nama, email, nomor telepon dan lainnya, Tokopedia tetap harus bertanggung jawab menjaga dan menjamin dengan membuat sistem terbaik.
“Meskipun password dan informasi krusial pengguna dikatakan tokopedia tetap terjaga, saya tetap menyarankan kepada pengguna Tokopedia untuk tetap mengganti password akunnya secara berkala demi keamanan, dan Tokopedia harus memastikan enskripsi data dan keamanannya untuk dibenahi” tegas Kharis.
Ia juga meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) serta Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk melakukan evaluasi dan penyelidikam atas kasus kebocoran data pengguna Tokopedia. Nantinya, ia meminta hasil dari evaluasi dan penyelidikan dibuka secara transparan kepada masyarakat.
Sebelumnya, Menkominfo Johnny Plate mengatakan Kominfo bersama BSSN akan membantu mengevaluasi dan menyelidiki kasus pembobolan data pengguna Tokopedia serta akan melakukan mitigasi teknis untuk menjaga keberlangsungan ekonomi digital di Indonesia.
Hal itu disampaikan Menteri Plate, Senin (4/5/2020) usai menerima laporan Tokopedia soal data pengguna yang diretas dalam sebuah rapat virtual yang juga melibatkan BSSN hari ini.
"Secara serius akan melakukan evaluasi, penyelidikan dan mitigasi teknis. Selain itu, melakukan update tentang perkembangannya," kata Plate seperti yang dituturkan kembali akun resmi Kominfo di Twitter.
Baca Juga: Gandeng BSSN, Kominfo Bantu Selidiki Peretasan Tokopedia
Plate juga mengatakan pihaknya akan memberikan informasi lebih lengkap usai tim perwakilan dari Kominfo, BSSN, dan Tokopedia melakukan evaluasi teknis atas kasus peretasan tersebut.
Sementara itu diketahui, berita kebocoran 15 juta data pelanggan Tokopedia masih menjadi berita hangat di dunia maya. Kabarnya, data-data pelanggan yang bocor tersebut ditawarkan seharga 5.000 dolar AS (Rp 74,81 juta) di pasar gelap.
Perusahaan keamanan siber Israel, Under The Breach, Minggu (3/5/2020) melalui akun Twitter @Under The Breach mengungkapkan bahwa pelaku menjual 91 juta data lengkap, seharga 5.000 dolar AS (Rp 74,81 juta) di Darknet.
Akun tersebut kembali mengingatkan para pelanggan Tokopedia untuk segera mengganti password pada layanan atau aplikasi lain yang menggunakan kata sandi yang sama.
Data-data yang tersebar meliputi jenis kelamin, lokasi, username, nama lengkap, email, nomor telepon, hash password. Pada tangkapan layar tersebut juga terungkap. Disebutkan pula bahwa pembobolan data itu terjadi para Maret 2020 kemarin.