Selama beroperasi, pabrik-pabrik ini juga kerap membuang limbah langsung ke Sungai Ciliwung yang berujung teraliri ke kanal-kanal, sampah rumah tangga dan lumpur yang menjadi habitat buaya dan nyamuk Anopheles Sundaicus penyebab utama wabah malaria.
Pola pemikiran yang sama, kata Sejarawan Universitas Indonesia (UI) ini juga terjadi ketika Indonesia terjangkit wabah Flu Spanyol pada 1819 dan Kolera pada 1821.
"Ada yang bilang kan sejarah tuh berulang, tapi saya tidak percaya kalau ada yang bilang sejarah berulang, sejarah itu bukan berulang, tetapi kita merasakan pola yang sama, ada juga yang bilang belajar sejarah kan untuk tidak belajar sama sekali dari sejarah," kata dia menambahkan.
Sementara saat ini, per 13 Mei 2020, pemerintah Indonesia terus berusaha melandaikan kurva wabah virus corona COVID-19 yang kini sudah menyentuh angka 15.438 positif, 11.123 dirawat, 3.287 sembuh, dan 1.028 meninggal dunia.
Di sisi lain, pemerintah Indonesia juga berupaya keras menyelamatkan dampak ekonomi dari krisis dengan berbagai cara mulai dari merelaksasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), pemberian stimulus ekonomi hingga wacana pembukaan lahan baru menjadi sawah untuk menghindari krisis pangan nasional.