Di depan masjid, petugas keamanan juga siap dengan alat pengukur suhu tubuh. Setiap jamaah diwajibkan cuci tangan menggunakan sabun atau hand sanizer yang disiapkan di pintu masuk atau tempat wudhu.
"Kami sudah siapkan sejak lama dengan membuat batasan-batasan jamaah. Kalau ada jamaah, kami hanya membuka satu akses masuk dan keluar dengan pengaturan jarak," kata Ketua Takmir Masjid Agung Kauman Semarang, KH Hanif Ismail.
Hanif menerangkan, pembatasan jamaah juga sudah disiapkan di dalam. Jarak antara satu jamaah dengan jamaah lain dibuat lebih dari satu meter.
"Kami juga sediakan hand sanitizer di pintu masuk dan sabun di tempat wudhu," terangnya.
Sementara itu, sekolah yang dikunjungi Ganjar adalah SMPN 7 Semarang. Di tempat itu, ia meminta guru untuk mempersiapkan apabila nantinya sekolah dibuka kembali. Meski tidak dalam waktu dekat, namun persiapan harus dihitung matang termasuk cara siswa masuk, pengaturan tempat duduk dan sebagainya.
"Kota Semarang ini, Pak Wali Kota masih memperpanjang Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM). Namun kita harus siap-siap, seandainya grafik turun, kan tidak bisa seperti membuka pintu air sehingga orang keluar seperti air bah," kata Ganjar.
Penetrasi awal, lanjut dia, harus dilakukan agar masyarakat terbiasa. Untuk itulah, ia berkeliling mengecek mal, perkantoran, bank, sekolah, dan tempat ibadah.
Semua aspek, lanjut Ganjar, harus diuji coba dulu. Ia mencontohkan pemberlakuan kegiatan di Masjid Kauman Semarang yang sudah bagus, karena sudah dilakukan persiapan sejak lama.
"Nanti diuji coba dulu. Umpama salat Jumat diperbolehkan lagi dengan jamaah dibatasi dan penerapan protokol kesehatan ketat. Termasuk di gereja, atau sekolah-sekolah. Uji coba untuk normal baru ini penting dilakukan, agar masyarakat tidak kaget. Mereka akan siap dan mengerti dengan kondisi yang harus dilakukan," pungkasnya.
Baca Juga: Pemprov Jateng Siapkan 13 Rumah Sakit untuk Tangani Pasien Virus Corona