Suara.com - Lembaga Survei Indonesia (LSI) menemukan 74,8 persen responden yang tinggal di kawasan zona merah mengatakan bahwa kondisi perekonomian hidupnya memburuk saat pandemi Covid-19. Bahkan semakin rendah tingkat ekonomi, maka buruknya kondisi perekonomian rumah tangga akan semakin terasa.
Peneliti LSI Adrian Sopa mengatakan, presentase tersebut menunjukkan responden yang merasakan kondisi ekonomi rumah tangganya jauh lebih buruk ketika dilanda pandemi Covid-19. Sementara itu 22,4 persen responden merasa kondisi ekonominya tidak berbeda dengan sebelum adanya pandemi.
2,2 persen responden lainnya malah merasa kondisi perekonomiannya jauh lebih baik dan 0,6 persen responden memilih tidak tahu.
"Sebesar 74,8 persen publik menyatakan bahwa kondisi ekonomi mereka saat ini, saat pandemi Covid-19, lebih buruk dan bahkan jauh lebih buruk dibandingkan masa sebelum Covid-19," kata Adrian saat mempaparkan melalui aplikasi Zoom, Selasa (7/7/2020).
Selain itu, LSI juga menemukan bahwa semakin rendahnya tingkat ekonomi, dampak buruk akibat pandemi Covid-19 pun semakin terasa kencang. Sebanyak 81,3 persen responden yang berpendapatan di bawah Rp 1,5 juta merasakan pandemi Covid-19 membuat kondisi ekonominya jauh lebih buruk.
Ada 77,8 persen responden dari yang berpenghasilan Rp 1,5 juta-Rp 3 juta juga merasa perekonomiannya kian memburuk. Lalu dalam kelompok pendapatan Rp 3 juta-Rp 4,5 juta setidaknya ada 77,5 persen yang merasakan hal yang sama. Begitu juga bagi yang memiliki pendapatan di atas Rp 4,5 juta di mana ada 62,5 persen responden yang merasa kondisi ekonominya turut memburuk.
Survei di atas dilakukan mulai 8 hingga 15 Juni 2020 dengan melibatkan 8.000 responden. Metode survei yang dilakukan ialah multistage random sampling di delapan provinsi besar dan margin of error pada survei tersebut ialah kurang lebih 2,05 persen.