Kemudia di bulan Februari 2020 saya membuka investasi dan bertambah lagi pesertanya. Untuk pesertanya banyak juga yang berasal dari Medan. Saya melalui medsos menghubungi mereka,” imbuhnya.
Renny mengakui mulai macet pembayaran pada Sabtu dan Minggu belakangan, dikarenakan pada hari Minggu lalu yang menerima uang itu banyak dan uangnya tidak mencukupi.
“Hari Minggu itu baru macet pembayarannya, dikarenakan yang menerima gate (uang) itu banyak. Jadi M-banking saya itu nggak mencukupi karena limit,” akunya.
“Terus juga ada masalah kekurangan duit karena ada yang belum bayar. Jadi saya pakek modal yang mana lagi, mereka itu gegabah untuk melaporkannya. Mengklaim saya melarikan uang,” tutur Renny.
Sesudah itu, Renny sudah menjelaskan ke semua peserta. Namun tidak ada yang mau mengerti dan langsung membuat list kerugian yang dialami.
“Padahal, hari Minggu itu saya masih respon. Mereka tidak mau mengerti langsung buat list kerugian. Saya bilang ke mereka, ‘Kalian jangan jahat sama saya, saya bisa lebih jahat lagi’,” jelasnya.
Kemudian, Renny mengakui para peserta investor, ada yang langsung menuju ke rumahnya untuk menagih uang. Namun, rumah yang dihuninya di daerah Persijam itu sering kosong, lantaran dirinya sering berpergian.
“Saya kan sering keluar, lagian rumah itu rumah orang tua saya. Rumah saya ada tiga, saya memang jarang ke situ,” katanya.
Renny mengatakan, ia akan mengembalikan uang member-member yang baru. Meskipun uangnya tidak cukup dan ada minus, tetapi yang penting ada itikad baik.
Baca Juga: Pemerintah akan Bangun Perumahan Rakyat di Jambi dan Bengkulu
“Saya tidak akan lari. Saya di Jambi lah,” katanya.