Ketika Dr Mohammad Molayi dan Dr Ali Molayi kehilangan saudara laki-laki mereka, mereka berkeras bahwa dia masih harus diuji untuk Covid-19, yang ternyata positif.
Di rumah sakit Kamkar, tempat saudara lelaki mereka meninggal, banyak pasien dirawat dengan gejala yang mirip dengan Covid-19. Namun demikian, tidak satu pun dari mereka diuji untuk penyakit ini.
Dr Pouladi mengatakan: "Mereka tidak beruntung. Seseorang dengan kesopanan dan pengaruh kehilangan saudaranya. Dr Molayi memiliki akses ke para pria [pejabat kementerian kesehatan] ini dan tidak menyerah."
Dr Molayi merilis video almarhum saudaranya dengan sebuah pernyataan. Kementerian kesehatan akhirnya mengakui kasus yang pertama kali dicatat.
Namun demikian, TV pemerintah mengeluarkan laporan yang mengkritiknya dan dengan salah mengklaim bahwa video saudaranya adalah video lama.
Mengapa ditutup-tutupi?Awal mula wabah bersamaan dengan perayaan Revolusi Islam dan pemilihan legislatif.
Dua peristiwa ini merupakan kesempatan besar bagi Republik Islam ini untuk menunjukkan besarnya dukungan rakyat sehingga enggan merusaknya karena virus.
Ayatollah Ali Khamenei, Pemimpin Tertinggi, menuduh beberapa orang ingin memanfaatkan virus corona untuk merusak pemilu.
Dalam pemilu, tingkat partisipasi pemilih sangat rendah.
Baca Juga: Update Covid-19 Global: Naik Peringkat, Indonesia Terbanyak Ke-23 di Dunia
Sebelum pandemi global virus corona, Iran sudah mengalami sejumlah krisis.
Wakil menteri kesehatan Iran terinfeksi virus corona, peningkatan kasus di luar China 'sangat mengkhawatirkan' Virus corona: Iran dituduh 'sebar virus ke 16 negara dan dianggap mengecilkan skala masalah' Virus corona membuat Timur Tengah semakin panasPada November 2018, pemerintah menaikkan harga bensin dalam semalam dan menindak keras protes yang terjadi kemudian. Ratusan pengunjuk rasa tewas dalam beberapa hari.
Pada Januari tahun ini, respons Iran terhadap pembunuhan AS atas jenderal Iran Qasem Soleimani, yang dipandang sebagai salah satu tokoh paling kuat di Iran setelah Pemimpin Tertinggi-nya, menciptakan masalah lain.
Kemudian pasukan bersenjata Iran - dalam siaga tinggi - secara keliru menembakkan rudal ke sebuah pesawat Ukraina hanya beberapa menit setelah lepas landas dari bandara internasional Teheran. Semua 176 orang di dalamnya tewas.
Pihak berwenang Iran awalnya mencoba menutupi apa yang terjadi, tetapi setelah tiga hari mereka dipaksa untuk mengakuinya.
Dr Nouroldin Pirmoazzen, seorang mantan anggota parlemen yang juga seorang pejabat di Kementerian Kesehatan, mengatakan kepada BBC bahwa dalam konteks ini, pemerintah Iran "cemas dan takut pada kebenaran" ketika virus corona menyerang Iran.