Warga Korban Kebakaran Pasar Timbul Jakbar Kini Tidur di Dua Masjid

Jum'at, 07 Agustus 2020 | 15:43 WIB
Warga Korban Kebakaran Pasar Timbul Jakbar Kini Tidur di Dua Masjid
Pelang posko pengungsi korban kebakaran di Pasar Timbul, Tomang, Jakarta Barat. (Suara.com/Bagaskara).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kelurahan Tomang, Jakarta Barat menjadikan ruang kosong di dua masjid sebagai posko pengungsian korban kebakaran Pasar Timbul. Selain itu, Sekretariat RW dijadikan pusat posko bantuan.

"Posko kami buatkan satu di sekretariat RW sebagai posko pusat bantuan. Lalu Masjid Baitul Hilmi dan Masjid Al Hidayah untuk posko pengungsian," kata Lurah Tomang Dwi Kurniasih saat ditemui Suara.com di lokasi, Jumat (7/8/2020).

Kendati begitu, Dwi mengatakan, posko pengungsian belum ditempati warga yang terdampak. Mereka masih memilih mengungsi sebagian ke rumah keluarganya yang tak jauh dari lokasi.

"Sementara mengungsi di rumah keluarga nanti balik lagi," ungkapnya.

Dwi mengungkapkan, akibat kebakaran ini ada 190 kios pasar yang hangus dilalap si jago merah.

"Jumlah pedagang terdampak 114 pedagang, kemudian ada 10 KK dari 10 ruko (rumah toko) di dua RT yang terbakar," ungkapnya.

Selain itu, Dwi mengatakan, pihaknya masih melakukan pendataan terkait kerugian yang ditimbulkan dalam insiden kebakaran ini.

"Kerugian belum bisa ditaksir masih pendataan. Pihak kepolisian juga masih melakukan penyelidikan," kata dia.

Terbakar Usai Listri Padam

Baca Juga: Rugi Ratusan Juta, Cerita Pedagang Pasar Timbul Pasrah Toko Dilalap Api

Cahyaman (50), salah satu warga sekitar menceritakan, situasi diawali dari padamnya listrik di lingkungan sekitar sekira pukul 00.30 WIB.

Kemudian, listrik kembali menyala dan tiba-tiba warga melihat adanya percikan api muncul di salah satu toko di Pasar Timbul.

"Ada percikan api di toko tengah posisinya. Api terlihat dari dalam bangunan," kata Cahyaman saat ditemui Suara.com di lokasi.

Melihat hal itu, kemudian warga langsung saling bergotong royong berupaya memadamkan percikan api dengan perlengkapan seadanya. Namun, justru api semakin besar.

"Warga berusaha memadamkan apinya dengan air yang ada dengan tabung dan kaso untuk dobrak toko itu," ujarnya.

"Tapi toko itu karena banyak sembako itu api berputar, api makin besar lalu merayap geser terus," sambungnya.

REKOMENDASI

TERKINI