Bahkan, menurutnya, selama ini kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan, hanya kegiatan istighosah dengan harapan agar ada bimbingan dan keselamatan dari Allah SWT.
"Selama ini, Alhamdulillah di Desa Banyusari, aman-aman saja dan ramai itu ketika ada imformasi bahwa di Desa Banyusari ada kerajaan baru. Padahal yang benar di Desa Banyusari hanya ada paguyuban," ujarnya.
Cetak uang sendiri
Menyadur Hops.id --jaringan Suara.com, paguyuban ini juga disebut mencetak mata uang sendiri.
Wahyu, salah seorang anggota paguyuban, mengaku kaget dengan penemuan mata uang yang diidga dicetak oleh paguyuban tersebut.
"Fakta ditemukannya uang ini kami temukan memang belakangan. Kami juga cukup kaget karena paguyuban ini mengeluarkan uang dengan pecahan 20.000, 10.000, 5000 dan 1000," kata Wahyu seperti yang dikutip Hops.id.
Dalam salah satu lembaran uang tersebut, termuat foto Ketua Paguyuban Tunggal Rahayu, Sutarman. Uang pecahan seribu tersebut juga ada tulisan Bank Indonesia.
Jika dilihat dari desainnya, uang tersebut mirip dengan pecahan Rupiah yang lama. Namun, gambar Presiden pertama, Soekarno diganti dengan muka Sutarman.
Belum diketahui secara pasti apakah uang tersebut digunakan sebagai alat transaksi antar pengikut paguyuban tersebut atau bukan. Namun, Wahyu mengatakan bahwa beberapa anggota sudah memiliki uang tersebut.
Baca Juga: Ubah Lambang Negara, Polisi Periksa Petinggi Paguyuban Tunggal Rahayu