Suara.com - Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia Tengku Zulkarnain kembali menghajar buzzer. Dengan satire, dia memplesetkan singkatan PBB menjadi Persatuan Buzzer-Buzzer.
"PBB, Persatuan Buzzer-Buzzer sudah berdiri bahkan sudah banyak membully tokoh NKRI, ulama dan mereka yang lantang mengkritik semua ketidakadilan yang ada," kata Tengku.
Melalui media sosial, Tengku menyayangkan Persatuan Buzzer-Buzzer sejauh ini belum punya sekretaris jenderal.
"Sayang sampai saat ini PBB ini belum punya seorang sekjen. Dengar-dengar ke depan sudah ada calon sekjennya, lho, hehe," kata Tengku.
Aktivitas akun Twitter yang disebut sebagai buzzer nampaknya sudah sampai pada taraf mengganggu Tengku. Mereka sering menyerang Tengku secara verbal. Sejumlah sebutan pernah disebutkan Tengku untuk mereka, misalnya "Buzzer IQ 200 Sekolam."
Sebelum-sebelumnya, karena menganggap mereka "Buzzer IQ 200 Sekolam" atau sering tidak tepat memahami substansi masalah, Tengku amat jarang menghadapi serbuan mereka. "Melayani buzzer menghabiskan usia," kata Tengku pada suatu hari.
Salah satu tokoh yang baru-baru ini disebut buzzer oleh Tengku adalah pegiat media sosial Denny Siregar detelah Denny menyebut Tengku "kebanyakan maenan ayam, ... mantan pemain organ tunggal" ketika mereka sedang perang kata yang dipicu oleh adanya penolakan terhadap penyelenggaraan acara deklarasi kelompok yang menamakan diri Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia di Kota Surabaya, Jawa Timur.
"Ente pernah jadi apa selain jadi buzzer? Pak Dien dan Jend. Gatot jauh lebih baik dari buzzers, bahkan dari mantan tukang kayu," kata Tengku.
Perbincangan tentang buzzer memuncak ketika pemerintah menggelontorkan dana puluhan miliar untuk menggunakan jasa influencer. Sebagian kalangan menyamakan buzzer dengan influencer.
Baca Juga: 14 BUMN Mau Dilebur, Makin Sempit Kursi Komisaris, Makin Banyak yang Teriak
Tapi Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Donny Gahral Adian menegaskan pemerintah tidak pernah mengorganisir buzzer.