Suara.com - Gelombang aksi massa menolak pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja atau Omnibus Law masih berlangsung hingga hari ini, Rabu (7/10/2020). Aksi penolakan ini ramai di berbagai kota dan diikuti tidak hanya oleh para buruh saja, tetapi juga pelajar STM dan mahasiswa.
Wakil Sekretaris Jenderal MUI, Tengku Zulkarnain ikut angkat bicara mengenai aksi massa yang dilakukan di tengah pandemi Covid-19 ini.
Lewat jejaring Twitter pribadinya, Tengku Zulkarnain mengaku memahami alasan para demonstran turun ke jalan untuk menyuarakan aspirasi. Mereka berpikir soal hidup anak cucunya kelak di kemudian hari.
"Kenapa buruh nekat demo seperti ini di tengah Pandemi Covid-19? Karena nasib dan nyawa anak cucu ke depan lebih dirasa berharga dari nyawa sendiri," ujarnya, Rabu (7/10/2020).
Lebih lanjut lagi, Wasekjend MUI ini menuding DPR yang disebutnya malah tidak bisa berpikir seperti.

"Buruh bisa berpikir begitu, masak para Anggota DPR tidak sampai berpikir begitu? Mau demo pakai Zoom nanti ada tangan gratil. Tung..." sambung Tengku.
Kalimat terakhir Tengku Zulkarnain ini menyindir insiden dimatikannya mikrofon Irwan Fecho oleh Puan Maharani saat menyampaikan interupsi dalam rapat paripurna pengesahan RUU Cipta Kerja.
Dalam cuitannya yang lain, Tengku tampak menduga-duga kemungkinan yang akan terjadi apabila demo terus berlanjut dan pemerintah tak segera mencabut UU Cipta Kerja.
Wasekjend MUI ini bertanya apakah nanti akan berujung pada pemakzulan Presiden Jokowi.
Baca Juga: Ada dari Jabar, Ini Anggota DPR RI yang Bahas dan Setujui RUU Cipta Kerja
"Jika demo seperti ini berlanjut terus dan DPR RI ngotot tidak mau cabut UU Cipta Kerja. Akankah berujung pada pemakzulan Pak @Jokowi? Ini cuma bertanya saja," kata Tengku.