Suara.com - Setelah sempat dilepaskan karena diduga alami gangguan jiwa, emak-emak berhijab yang nekat mau membakar gedung Balai Kota DKI Jakarta kembali dilaporkan ke Polsek Gambir.
Pelaporan itu dilakukan Pemprov DKI lantaran wanita itu membuat laporan karena mengaku-ngaku telah dianiaya prajurit TNI.
Kepala Biro Umum Setda Provinsi DKI Jakarta, Budi Awaludin yang tadinya berpikir emak-emak tersebut tidak waras menjadi berubah pikiran. Ia sekaligus mengklarifikasi bahwa pelaporan yang diklaim emak-emak tidak benar.
"Setelah saya buat klarifikasi itu, akhirnya saya buat surat ke kapolsek bahwa telah terjadi kejadian seperti ini. Karena dia melaporkan seorang TNI itu menganiaya dia di lantai 12. Akhirnya saya buat laporan kepada kepala POM Jaya bahwa kejadiannya tidak benar seperti itu dan saya akan melaporkannya ke Polsek Gambir," kata Budi kepada wartawan, Rabu (28/10/2020).
Budi sempat menceritakan jika pihaknya sempat melepas lagi wanita berhijab pembawa bensin yang ingin membakar gedung Balai Kota. Wanita itu dilepaskan lagi karena diduga mengalami gangguan jiwa.
Namun belakangan diketahui, emak-emak tersebut justru melaporkan salah seorang prajurit TNI ke Pomdal karena dinilai melakukan penganiayaan. Budi yang mengetahui laporan tersebut tidak benar kemudian mengklarifikasi kejadian sebenarnya.
Akibat dari pelaporan tidak benar yang dibuat emak-emak kepada Pomdal, Budi yang awalnya menduga wanita tersebut sakit jiwa justru balik melapor ke Polsek Gambir.
"Saya sudah bersurat ke Polsek Gambir, melaporkan bahwa ibu itu melakukan, mengancam pengrusakan aset pemerintah, dan mencemarkan nama baik. Tadinya kita berpikir itu dia sakit jiwa, tapi kok bisa melaporkan hal itu. Karena memang dari suratnya aneh," ujar Budi.
Lolos X-Ray
Baca Juga: Hendak Bakar Balai Kota DKI, Emak-emak Bawa Bensin Lolos Pemeriksaan X-Ray
Gedung Balai Kota DKI Jakarta sempat dihebohkan dengan aksi wanita berhijab yang berniat membakar kantor Gubernur Anies Baswedan, Selasa (27/10/2020) kemarin.