Perwakilan pemuda, Residen Soedirman bersama Sidik dan Hariyono menemui perwakilan Inggris, WV ch Ploegman dan beberapa orang Belanda.
Residen Soedirman dkk meminta agar bendera Belanda diturunkan karena memicu amarah masyarakat. Namun, Ploegman menolak hal itu dan enggan mengakui kedaulatan Indonesia.
Akibatnya, Ploegman meninggal dicekik oleh Sidik dan Sidik pun tewas ditembak tentara Belanda. Karena perundingan tak menemui titik temu, masyarakat pun menaiki tiang bendera dan merobek warna biru bendera Belanda hingga menyisakan bendera merah putih saja kemudian memasangnya kembali ke tiang bendera. Selanjutnya, pertempuran pun tak terhindarkan.
Tewasnya Jenderal Mallaby
Kematian Jenderal Aubertin Walter Sothern Mallaby disinyalir jadi faktor pertempuran 10 November.
Sebagian sumber menyebut Mallaby tewas saat baku tembak dengan penduduk Surabaya pada 30 Oktober 1945. Namun, sebagian lainnya menyebut Mallaby tewas terkena granat dari anak buahnya yang ingin melindunginya.
Tewasnya Mallaby membuat pemerintah Inggris memberikan ultimatum kepada rakyat Surabaya untuk menyerahkan seluruh senjata sebelum 10 November 1945 pukul 06.00 WIB.
Meski demikian, ultimatum tersebut tak dihiraukan oleh rakyat Surabaya dan memutuskan untuk tetap melawan hingga terjadi pertempuran 10 November yang kini diperingati sebagai Hari Pahlawan.
10 November 1945
Baca Juga: Sudah Kantongi Tiket, Inilah Fakta-fakta Kepulangan Habib Rizieq
Pertempuran ini berlangsung hingga 28 November 1945. Jumlah korban tentara Indonesia dan masyarakat Surabaya mencapai 20 ribu orang. Sedangkan korban dari sekutu mencapai 1.500 orang. Perjuangan masyarakat Indonesia ini kemudian dikenang sebagai Hari Pahlawan.