Wiku menuturkan, dengan tingginya penambahan angka kasus positif pada pekan ini, maka pemerintah setempat memiliki peluang untuk memperbaiki angka kematian dengan cara memastikan seluruh kasus positif baru ditangani dengan baik dan menjadi sembuh seluruhnya.
Utamanya kata Wiku pada pasien dengan gejala sedang dan berat serta pasien dengan komorbid.
"Jadikan momen ini sebagai kesempatan untuk mendongkrak angka kesembuhan dan menekan angka kematian," kata Wiku.
Selanjutnya Wiku memaparkan bahwa sudah 3 minggu berturut-turut kasus sembuh di Indonesia mengalami perlambatan.
Ia berharap seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah bahu membahu untuk meningkatkan angka kesembuhan di wilayahnya masing-masing.
Namun ia menyanyangkan angka kesembuhan pada pekan ini masih menurun. Sehingga pekan ini kata Wiku, menjadi pekan ke-empat penurunan kesembuhan secara berturut-turut.
"Jumlah kesembuhan di pekan ini mengalami perlambatan sebesar 9,3 persen hampir 10 persen, bahkan lebih besar dari pekan sebelumnya. Ini adalah kondisi yang memprihatinkan seharusnya jumlah kesembuhan harus terus kita jaga agar terus bertambah," tuturnya
Adapun perlambatan tersebut kata Wiku dikontribusikan oleh lima provinsi di Indonesia yang mengalami perlambatan kasus kesembuhan.
Paling tinggi yaitu Sumatera Barat turun sebesar 1.377, Aceh turun sebesar 810, Riau turun sebesar 660, Banten turun sebesar 521, dan Jawa Tengah turun sebesar 342.
Baca Juga: Sederet Pejabat dan Aparat yang Kena Imbas dari Acara Habib Rizieq
Sementara itu persentase kesembuhan terendah di tingkat nasional adalah Papua 51,56 persen, Lampung 51,97 persen, Jambi 68,23 persen, Sulawesi Tengah 78 persen dan Sulawesi Barat 72,62 persen.