Kasus Diplomat Arya Daru: Susno Duadji & Adrianus Meliala Ungkap Analisis Mengejutkan

Tasmalinda Suara.Com
Sabtu, 12 Juli 2025 | 21:55 WIB
Kasus Diplomat Arya Daru: Susno Duadji & Adrianus Meliala Ungkap Analisis Mengejutkan
Diplomat Muda Kemlu RI Arya Daru Pangayunan terlihat masih hidup dan sempat membuang sesuatu dalam plastik hitam pada Senin (7/7/2025)

Suara.com - Misteri tewasnya diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Arya Daru Pangayunan dengan kepala terlakban mengundang perhatian tidak hanya dari masyarakat, tetapi juga para pakar di bidang hukum dan kriminologi.

Dua nama besar, mantan Kabareskrim Komjen (Purn) Susno Duadji dan Kriminolog UI Adrianus Meliala, memberikan analisis tajam mereka.

Meskipun berangkat dari sudut pandang yang sedikit berbeda, keduanya sepakat bahwa penyelidikan ilmiah adalah kunci.

Berikut adalah lima poin perbandingan dan pandangan dari kedua pakar tersebut.

1. Soal Penyebab Kematian: Wajar atau Tidak Wajar?

Susno Duadji secara sistematis memaparkan kemungkinan yang ada. Ia membaginya menjadi dua kategori besar.

"Dalam kasus meninggalnya seseorang, itu ada satu, meninggal karena wajar, sakit misalnya, karena sudah tua. Yang kedua, meninggal karena tidak wajar," ujar Susno menjelaskan.

Menurutnya, yang tidak wajar bisa terbagi lagi menjadi tiga: bunuh diri, kecelakaan, atau dibunuh. Ia menekankan bahwa penentuan ini sangat bergantung pada hasil olah TKP dan autopsi.


 

Baca Juga: Bongkar CCTV Kematian Diplomat Arya Daru: 5 Momen Kunci dari Aktivitas Terakhir

2. Kejanggalan Lakban: Skenario Bunuh Diri yang 'Menyiksa'

Adrianus Meliala lebih menyoroti kejanggalan pada metode yang digunakan, yaitu lilitan lakban di kepala.

Menurutnya, jika ini adalah kasus bunuh diri, metodenya sangat aneh dan menyiksa. "Untuk apa? ya," kata Adrianus, mempertanyakan alasan penggunaan lakban.

Ia berteori bahwa lakban tersebut lebih masuk akal jika digunakan oleh pelaku untuk membekap korban.

"Ada kemungkinan misalnya bahwa lakban itu untuk menutupi jalan napas, sekaligus juga menutupi teriakan dari yang bersangkutan," tambahnya.

3. Pentingnya Bukti Ilmiah: Sidik Jari dan Jejak Digital

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI