Sahara Barat Memanas, Maroko dan Front Polisario Saling Serang

Rabu, 18 November 2020 | 18:27 WIB
Sahara Barat Memanas, Maroko dan Front Polisario Saling Serang
DW

Suara.com - Selama hampir tiga dekade PBB berusaha merawat perdamaian yang rapuh di Sahara Barat. Kini sebuah pos perbatasan milik Maroko memicu eskalasi konflik dengan etnis Sahrawi yang kembali mengobarkan perang demi kemerdekaan.

Desing peluru dan letusan senjata api kembali menyalak di wilayah perbatasan antara Maroko dan Sahara Barat.  PBB melaporkan pertempuran berlangsung sepanjang malam, pada Selasa (17/11).

Misi perdamaian PBB, MINURSO, mengklaim “terus mendapat laporan bahwa tembakan dilepaskan dari berbagai lokasi sepanjang malam,” kata juru bicara PBB Stephane Dujarric.

“Kami mendesak kedua pihak mengambil langkah yang diperlukan untuk meredakan ketegangan.”

Front Polisario mengklaim serangan teranyar terhadap militer Maroko menimbulkan kerugian besar usai mereka membombardir pos militer di perbatasan.

Namun kebenaran klaim tersebut tidak bisa dikonfirmasi. Sejak 1970an Maroko bertempur dengan Front Polisario demi menguasai Sahara Barat yang dihuni etnis Sahrawi.

Akhir pekan lalu, kelompok pimpinan Brahim Ghali itu secara resmi mengundurkan diri dari gencatan senjata yang berlangsung sejak 1991, menyusul operasi militer Maroko di perbatasan, Jumat (13/11).

Maroko sebaliknya menuduh Front Polisario bertanggungjawab atas eskalasi.

“Adalah sebuah ancaman jika Anda mengirimkan warga sipil bersenjata ke zona penyangga, jika Anda mengecek kendaraan dan melarang truk melintas,” kata Hamdi Ould Rachid, Gubernur Laayoune-Sakia el-Hamra, satu dari dua provinsi bentukan Maroko di Sahara Barat.

Baca Juga: Kewalahan Hadapi COVID-19, Raja Maroko Wacanakan Lockdown Total

Eskalasi konflik di Guerguerat 

Percik api awalnya merambat dari sebuah pos perbatasan desa Guerguerat, yang terletak di perbatasan. Pos tersebut melindungi jalur penghubung utama antara Maroko dan Mauritania, meski melintasi wilayah yang dikuasai Polisario.

Pekan lalu kelompok tersebut menggelar aksi demonstrasi “damai” menentang pembangunan pos perbatasan.

Sebagai jawaban, militer Maroko melancarkan operasi keamanan pada Sabtu (14/11).

Pemerintah di Rabat menuduh Polisario memblokir jalur dagang tersebut. Buntutnya Front Polisario mendeklarasikan perang.

Mohamed Salem Ould Salek, Menteri Luar Negeri Republik Demokrasi Arab Sahrawi, mengatakan gencatan senjata yang diawasi PBB “adalah masa lalu.”

REKOMENDASI

TERKINI