Oleh sebab itu, Hersubeno Arief lantas tegas mengatakan penangkapan Menteri KKP Edhy Prabowo adalah pukulan telah bagi Menhan Prabowo Subianto.
Lebih lanjut, Hersubeno Arief mengungkapkan penangkapan Edhy sejatinya menunjukkan tidak adanya proteksi dan perlakuan khusus. Dia meyakini Prabowo pasti paham jika ada beberapa petinggi partai yang nyaris ditangkap KPK tetapi bisa berkelit sehingga tidak ada kelanjutan untuk kasusnya.
Hersubeno Arief kemudian mengatakan, sebagai anggota koalisi, posisi Prabowo dan Partai Gerindra dalam pemerintahan seharusnya spesial.
Hal itu dilihatnya dari total kursi Partai Gerindra di DPR yang menduduki posisi kedua setelah PDIP.
Selain itu, Prabowo Subianto sediri juga masuk dalam kabinet lantaran diminta oleh Presiden Jokowi dan Megawati.
Hersubeno Arief lalu mengungkap pandangannya mengenai ajakan Presiden Jokowi kepada Prabowo Subianto yang menurutnya jelas terlihat.
Menurut dia, semua bermula saat Presiden Jokowi dan Prabowo bertemu di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Diakhiri dengan makan siang di resto Satay House, Senayan.
Setelahnya, dilanjutkan dengan perjamuan makan nasi goreng spesial di kediaman Megawati, Jalan Teuku Umar, Jakarta.
Berangkat dari situ, Hersubeno Arief menuliskan bahwa posisi Partai Gerindra jelas berbeda dengan partai-partai lainnya.
Baca Juga: Edhy Prabowo Ditangkap KPK, Politikus Gerindra: DPP yang Akan Jelaskan
Pasalnya, Partai Gerindra diminta masuk guna memberi legitimasi yang lebih kuat terhadap posisi Pemerintahan Presiden Jokowi.