Trump Kedapatan Tekan Pejabat Georgia untuk Batalkan Kemenangan Joe Biden

Senin, 04 Januari 2021 | 09:31 WIB
Trump Kedapatan Tekan Pejabat Georgia untuk Batalkan Kemenangan Joe Biden
Donald Trump (Alex Brandon/AP Photo)

Suara.com - Donald Trump kedapatan memaksa pejabat negara bagian Georgia untuk memenangkan pemilihan dan membatalkan kemenangan Joe Biden.

Surat kabar The Washington Post yang memperoleh rekaman percakapan telepon antara Donald Trump dan menteri luar negeri Georgia Brad Raffensperger pada haru Sabtu.

Dalam panggilan telepon selama satu jam tersebut, Donald Trump menekan Raffensperger untuk membatalkan kemenangan Joe Biden.

Rekaman yang disebut sebagai percakan luar biasa tersebut sudah diakui oleh Donald Trump melalui akun Twitternya.

"Orang-orang Georgia marah, orang-orang di negara itu marah," kata Trump dalam percakapan telepon yang dipublikasikan oleh The Post.

"Dan tidak ada yang salah dengan mengatakan, kamu tahu, um, bahwa kamu telah menghitung ulang." sambung capres dari Partai Republik tersebut.

Raffensperger adalah seorang Republikan yang telah menjadi bête noire di antara pendukung Trump karena berulang kali mengatakan kemenangan Biden di negaranya adalah adil. Di salah satu dari sejumlah pesta, dia berkata: "Tuan Presiden, tantangan yang Anda miliki adalah, data yang Anda miliki salah."

"Jadi lihat. Yang ingin saya lakukan adalah ini. Saya hanya ingin mendapatkan 11.780 suara, satu lebih banyak dari yang kami miliki. Karena kita memenangkan negara." ujar Trump

"Tidak mungkin saya kehilangan Georgia. Tidak ada jalan. Kami memenangkan ratusan ribu suara." lanjut Trump dengan nada bersikeras.

Baca Juga: Cuma Jualan Indomie di Amerika Serikat, Pria Ini Untung Jutaan

Untuk pertama kalinya sejak tahun 1992, Partai Republik tidak mendapatkan kemenangan di negara bagian Georgia.

Meskipun ada keberatan yang dijanjikan dari setidaknya 12 senator dan mayoritas dari DPR Republik, kemenangan suara elektoral Biden akan diratifikasi oleh Kongres pada hari Rabu dan akan dilantik sebagai presiden ke-46 pada 20 Januari.

Bob Bauer, penasihat senior Joe Biden mengungkapkan kekecewaan dan kemarahannya setelah mendengar percakapan tersebut. "Kami sekarang memiliki bukti tak terbantahkan tentang seorang presiden yang menekan dan mengancam seorang pejabat partainya sendiri untuk membuatnya mencabut penghitungan suara bersertifikat yang sah di negara bagian dan membuat yang lain sebagai gantinya." ujarnya.

Edward B Foley, seorang profesor hukum Negara Bagian Ohio, mengatakan kepada Post bahwa percakapan tersebut tidak pantas dan hina dan harus memicu kemarahan moral.

Profesor hukum Universitas Richmond Carl Tobias mengatakan kepada The Guardian jika Trump mungkin dalam bahaya hukum setelah Biden dilantik.

"Misalnya, jika departemen kehakiman atau pengacara AS percaya bahwa Trump melanggar hukum federal atau jika jaksa penuntut lokal di negara bagian, seperti Arizona, Georgia, Michigan, dan Wisconsin, tempat Trump mungkin terlibat dalam perilaku serupa dengan pejabat pemilu negara bagian atau lokal, percaya bahwa Trump melanggar undang-undang pemilihan negara bagian, jaksa federal atau negara bagian dapat mengajukan gugatan terhadap Trump." Ujar Prof Tobias, disadur dari The Guardian, Senin (4/1/2021).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI