Wisata Seks Dubai, Hasil Normalisasi Hubungan Uni Emirat Arab dan Israel

Rabu, 06 Januari 2021 | 13:42 WIB
Wisata Seks Dubai, Hasil Normalisasi Hubungan Uni Emirat Arab dan Israel
Ilustrasi kota Dubai.[shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Semuanya terbuka, seperti menu dengan topping pizza. Ada juga kartu yang menawarkan layanan prostitusi mobil di Dubai, terutama dengan gadis-gadis keturunan Eropa Timur yang menjadi pekerja seks di Dubai. Layanan semacam itu harganya 1.000 dirham, kira-kira 300 dolar (Rp 4,1 juta)."

Orang Israel pergi ke klub malam di Dubai, tambahnya, dan ada pelacur yang bergaul dengan semua orang.

"Mereka terlihat seperti model, seperti gadis Instagram dengan pakaian renang. Mereka semua bertemu di lobi hotel yang dipenuhi 100 hingga 150 gadis yang bekerja di 'pasar daging' di Dubai, seperti AS." jelasnya.

"Setiap orang menghabiskan NIS 50.000, sekitar 15.000 dolar (Rp 209 juta), selama seminggu. Itu jumlah yang banyak. Pada hari tertentu, saya membawa 5 anak perempuan ke penthouse hotel." sambungnya.

Seorang turis Israel mengungkapkan bahwa hotel di Dubai menampung pelacur dari seluruh dunia, termasuk Brasil, Rusia, Peru dan Bolivia, dan harganya lebih dari 700 dolar (Rp 9,7 juta) semalam.

"Ini adalah perjalanan yang mahal dan hanya orang Israel dengan uang yang pergi ke Dubai. Perjalanan akhir pekan ke Dubai berharga 30.000 dolar (Rp 418 juta). Semuanya mahal. Tiket masuk klub adalah NIS 1.000 per orang, lalu Anda membeli botolnya, lalu Anda makan, lalu seorang gadis datang ke sana. Anda, dan malam itu menghabiskan biaya hingga 6.000 dolar (Rp 8,6 juta)."

Menurut sampel acak turis seks asal Israel, Dubai sekarang menjadi tujuan utama mereka; kota nomor satu untuk seks; dan lebih mudah bagi mereka untuk bepergian ke Dubai daripada ke Rumania, meskipun biayanya lebih mahal.

Apa yang terjadi di Dubai merupakan perluasan dari industri seks Israel, aplikasi prostitusi mereka mengiklankan wanita yang beroperasi di Dubai.

Kondisi tersebut disinyalir hasil normalisasi dari Uni Emirat Arab dan Israel. Dan orang Israel sekarang sangat terlibat dalam seluruh bisnis yang memalukan di Dubai.

Baca Juga: Tiga Warga Meninggal Dunia Setelah Disuntik Vaksin Pfizer

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI