Kepala Negara mengatakan pemerintah akan menyetorkan modal awal tunai sebesar Rp 15 triliun dan saham BUMN sebesar Rp50 triliun untuk INA.
Jokowi berharap, INA akan menjadi mitra strategis investasi yang kuat secara hukum dan kelembagaan dan menjadi mitra strategis yang andal dan terpercaya untuk pembangunan ekonomi dalam jangka panjang dan berkelanjutan.
Data realisasi investasi sampai dengan kuartal III 2020 tercatat sebesar Rp 611,6 triliun, yang terdiri dari PMA (penanaman modal asing) sebesar Rp301,7 triliun dan PMDN (penanaman modal dalam negeri) sebesar sebesar Rp 309,9 triliun.
Jumlah tersebut meningkat 8,9 persen dari kuartal II tahun 2020 sebesar Rp191,9 triliun dan meningkat sebesar 1,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019 sebesar Rp 205,7 triliun,
"Peningkatan realisasi investasi tahun 2020 ini merupakan hal positif dan patut dipertahankan mengingat kita di tengah ketidakpastian global akibat pandemi,” imbuh Jokowi.
Sementara itu, Jokowi mengungkapkan pagi tadi Badan Pusat Statistik telah merilis total ekspor tahun 2020 sebesar USD163,3 miliar dan total impor tahun 2020 sebesar USD141,6 miliar. Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia tahun 2020 surplus sebesar USD21,7 miliar.
"Dibandingkan tahun 2019 justru kita defisit sebesar USD3,6 miliar. Ini memberikan sebuah optimisme dan kita harapkan di tahun 2021 terus meningkat dan kita tetap pada posisi surplus neraca perdagangan kita," kata Jokowi.
Kendati demikian, Jokowi meminta jajaran terkait untuk berhati-hati dan tak boleh berpuas diri dan harus tetap bekerja keras di masa pandemi saat ini.
"Tapi hati-hati, kita jangan cukup berpuas diri. Kita harus terus bekerja keras untuk terus meningkatkan realisasi yang baik ini. Momentum ini harus kita jaga dan kita lihat sebagai peluang. Optimisme ini harus terus kita kelola dengan baik," katanya.
Baca Juga: Jokowi Ingin Vaksinasi Covid-19 di Indonesia Rampung Sebelum Akhir Tahun