Profil Aung San Suu Kyi, Penasihat Negara Myanmar Ditangkap Militer

Rifan Aditya Suara.Com
Senin, 01 Februari 2021 | 16:15 WIB
Profil Aung San Suu Kyi, Penasihat Negara Myanmar Ditangkap Militer
Profil Aung San Suu Kyi - Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi di pengadilan internasional Den Haag, Belanda. (Foto: AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Setelah lulus, dirinya melanjutkan pendidikannya di New York, dan bekerja untuk pemerintah Persatuan Myanmar.

3. Keluarga Aung San Suu Kyi

Tahun 1972, Aung San Suu Kyi menikah dengan Dr. Michael Aris, seorang pelajar kebudayaan Tibet.

Tahun berikutnya, dirinya melahirkan anak laki-laki pertamanya, yaitu Alexander, di London. Dan pada tahun 1977 dirinya melahirkan anak kedua, yaitu Kim.

4. Kontroversi Aung San Suu Kyi

Pada tahun 1991, Aung San Suu Kyi menerima Penghargaan Nobel Perdamaian atas perjuangannya dalam memajukan demokrasi di negaranya tanpa menggunakan kekerasan dalam menentang kekuasaan rezim militer.

Kemudian dirinya dibebaskan secara resmi oleh junta militer Myanmar pada tanggal 13 November 2010 setelah mendekam sebagai tahanan rumah selama 15 tahun dari 21 tahun masa penahanannya sejak pemilihan umum tahun 1990 silam. 

Pada tanggal 6 Juli 2012, Aung San Suu Kyi mengumumkan di website Forum Ekonomi Dunia bahwa dirinya ingin mencalonkan diri sebagai presiden pada pemilu Myanmar tahun 2015. Namun, konstitusi yang berlaku membuatnya terjegal untuk meraih kursi kepresidenan karena dirinya adalah janda dan ibu dari orang asing.

Sebelum pemilu, Suu Kyi mengumumkan bahwa meskipun dirinya secara konstitusional dilarang menjadi presiden, namun dirinya akan memegang kekuasaan nyata dalam setiap pemerintahan yang dipimpin NLD.

Baca Juga: Hentikan Ketegangan, PBB Imbau Militer Myanmar Hormati Hasil Pemilu

Pada tanggal 30 Maret 2016, dirinya mengambil alih peran Menteri Luar Negeri, Menteri Kerumahtanggaan Presiden, Menteri Pendidikan dan Tenaga Listrik dan Menteri Energi di pemerintahan Presiden Htin Kyaw dan kemudian memisahkan Kementerian Pendidikan dan Tenaga Listrik dan Energi. Selain itu, Presiden Htin Kyaw juga menciptakan posisi yang disebut State Counsellor (setara dengan Perdana Menteri) untuk Aung San Suu Kyi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI