Warisan yang Menghantui Itu Bernama Penjara Guantanamo

Senin, 15 Februari 2021 | 08:24 WIB
Warisan yang Menghantui Itu Bernama Penjara Guantanamo
DW
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Penunjukan lokasi penjara ini menempatkan para tahanan berada di luar perlindungan hukum yang dijamin bagi tawanan perang oleh Konvensi Jenewa dan dapat membuat mereka ditahan tanpa batas waktu tanpa bantuan hukum.

Pelanggaran hukum internasional yang disengaja dalam perlakuan terhadap narapidana Guantanamo dengan cepat memicu protes global.

Akibatnya, penjara Guantanamo dan tahanannya yang dirantai dengan jas oranye identik dengan simbol ketidakadilan dan keangkuhan negara Paman Sam itu.

Kamp penjara Guantanamo memang berubah secara substansial dan jumlah populasi narapidana menyusut, namun faktanya penjara itu tetap buka hingga hari ini.

Jonathan Hafetz, yang telah mewakili beberapa tahanan Guantanamo di pengadilan dan mengajar hukum di Seton Hall University, kepada DW mengatakan bahwa selama ini Amerika Serikat tidak hanya gagal menutup penjara yang telah lama menjadi simbol pelanggaran dan pelecehan hukum, tetapi juga "gagal membongkar arsitektur hukum yang mendukungnya."

Arsitektur ini, tulisnya melalui email, "memungkinkan sistem penahanan tanpa batas waktu tanpa dakwaan dan komisi militer yang cacat untuk mengadili tersangka terorisme, dibandingkan dengan pengadilan federal yang telah ada."

Warisan yang menghantui

Niatan pemerintah AS untuk menutup penjara ini telah diikrarkan oleh mantan Presiden Barack Obama pada tahun pertama ia pertama kali terpilih pada Januari 2009.

Namun hingga akhir pemerintahan Obama, penjara ini tetap beroperasi. Kebijakan itu pun dibalik oleh Presiden Donald Trump saat ia menjabat.

Baca Juga: Trump Minta Obama Tunda Pindah Tahanan Guantanamo, Kenapa?

"Obama harus dihargai karena mengakui bahwa Guantanamo merusak nilai-nilai Amerika dan keamanannya, dan dengan secara signifikan mengurangi populasi di sana," ujar Hafetz, namun ia juga menegaskan bahwa "dia (Obama) pada akhirnya harus dinilai karena kegagalannya menutup penjara dan karena mempertahankan keberlanjutan legalitasnya."

Karena kegagalan Obama menutup Guantanamo masih tetap membayangi begitu penggantinya menjabat.

Selama kampanyenya, Donald Trump telah menentang rencana Obama untuk menutup fasilitas tersebut.

Trump juga sempat memprotes pemindahan beberapa narapidana yang tersisa ke Arab Saudi oleh pemerintahan Obama.

Niatan pemerintahan Biden-Harris untuk lebih serius meninjau penutupan Guantanamo patut diapresiasi.

Lagi pula, pengacara Jonathan Hafetz mengatakan berdasarkan pengalamannya mendampingi sejumlah tahanan Guantanamo bahwa "Presiden Bush mendirikan Guantanamo sebagai penjara di luar sistem hukum, menyebabkan kerusakan besar-besaran pada reputasi Amerika Serikat dan supremasi hukum secara lebih umum, tanpa manfaat keamanan yang nyata.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI