Buntut Kompol Yuni, Polri Harus Lakukan Ini Agar Tak Dibeli Mafia Narkoba

Senin, 22 Februari 2021 | 13:41 WIB
Buntut Kompol Yuni, Polri Harus Lakukan Ini Agar Tak Dibeli Mafia Narkoba
Ilustrasi--Momen Kapolsek Astanaanyar Bandung Kompol Yuni Purwanti Kusuma Dewi mentraktir makan Tim Prabu Bandung. [Tangkapan layar/YouTube Suyanto Syn]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Adapun hal itu disampaikan Benny seiring ditangkapnya bekas Kapolsek Astanaannyar Kompol Yuni Purwanti Kusuma Dewi yang tengah pesta narkoba dengan 11 anggotanya.

"Jadi dalam konteks ini memang perlu pengawasan yang ketat, khususnya jajaran Direktorat Narkoba karena di sana banyak godaan, lengah sedikit bisa terekrut sindikat," kata Benny dalam diskusi daring, Minggu (21/2/2021).

Benny mengatakan cara kerja mafka narkoba saat ini memang mengincar aparat untuk direkrut menjadi bagian daei sindikat. Para aparat yang mudah tergoda kemudian diiming-imingi uang dengan nominal besar.

"Iming-iming uang banyak sekali ketika kita berhasil digalang menjadi bagian sindikat , ya sudah siap-siap saja menerima uang masuk yang jumlahnya signifikan. Ini cara kerja sindikat. Di luar negeri juga demikian, kartel-kartel bisa eksis karena dia bisa menggandeng oknum-oknum aparat yang bisa dibeli," kata Benny.

Senada dengan Benny, mantan Ketua KPK Agus Rahardjo juga berpendapat demikian.

Ia mengatakan saat ini ada stigma bahwa anggota kepolisian lebih senang bertugas di bidang penanganan narkoba.

"Ini kalau omongannya para bripka-bripka yang di bawah itu paling senang ditempatkan di mana, di narkoba sekarang ini. Jadi bukan lalu lintas lagi sekarang. Yang paling narkoba ya karena dari sana, katanya ininya ceperannya itu lebih banyak gitu loh. Ini kan sesuatu yang serius sangat serius," tutur Agus.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI