Nama Djoko Pekik pernah tercatat sebagai anggota LEKRA, atau Lembaga Kebudayaan Rakyat yang pada saat itu berafiliasi dengan PKI. Pada saat peristiwa ‘pembersihan’ PKI di Indonesia, ia turut dijebloskan ke dalam tahanan di Wirogunan.
Meski demikian hal tersebut tak lantas menyurutkan jiwa seni yang telah mendarah daging. Terbukti pada tahun 1989 ia berpartisipasi dalam sebuah pameran lukisan di Amerika Serikat.
Berturut-turut setelahnya, karya yang dihasilkan turut terjual dengan nilai fantastis, sehingga mencuri perhatian banyak kolektor. Beberapa lukisan Djoko Pekik yang bernilai tinggi antara lain Berburu Celeng (1998), kemudian Ledak Gogik (2004), dan Pengamen Istirahat.
Jika Anda cukup aktif di dunia pameran seni rupa dan seni lukis, tentu judul Berburu Celeng tak akan asing. Pada tahun 1998, lukisan tersebut terjual dengan harga satu milyar rupiah.
Ya, pada tahun dimana Indonesia mengalami pergolakan besar, lukisan karyanya berhasil mencetak angka penjualan fantastis. Tentu saja kini lukisan tersebut tak akan dilepaskan dengan harga yang sama, mengingat nilai sejarah serta nilai seninya yang begitu tinggi.
Mengalami Kecelakaan
Djoko Pekik mengalami patah tulang saat menyalakan mesin sepeda motor roda 4 yaitu ATV di rumahnya yang berada di Padukuhan Sembungan, Kalurahan Bangunjiwo, Kapanewon Kasihan, Bantul, Kamis (11/3/2021).
"Benar bapak tadi siang berencana melihat pekerjaan tukang di dekat rumah. Bapak biasa naik ATV karena jika pakai motor roda dua tidak kami perbolehkan karena bahaya," terang Gogor Bangsa, putra Djoko Pekik.
Gogor melanjutkan saat menyalakan ATV miliknya, kondisi persneling kendaraan tersebut dalam posisi gigi mundur. Saat dinyalakan Djoko terseret dan terjatuh. Akibat kecelakaan itu Djoko mengalami patah paha kaki kiri.
Baca Juga: Maestro Djoko Pekik Kecelakaan Hingga Patah Tulang, Ini Kondisinya Sekarang
Demikian sedikit pembahasan mengenai profil Djoko Pekik dan karya-karya besarnya.