"Pernah terima uang 77 ribu dolar AS dari Amiril yang berasal dari Pak Suharjito?" tanya jaksa.
"Tidak tahu dan tidak pernah terima," jawab Edhy.
"Terima kartu debit Emerald atas nama Ainul Faqih yang berasal dari Amiril?" tanya jaksa.
"Pernah saya terima waktu itu, karena saya minta Amiril untuk mencarikan kartu kredit apa saja supaya bisa belanja di Amerika Serikat, tapi karena waktunya tidak ada maka Amiril meminjamkan kartu itu, saya tanya ini uang siapa, dijawab 'uang bapak' ya sudah saya pakai," ungkap Edhy.
Amiril, menurut Edhy, mengatakan isi kartu tersebut adalah hingga Rp 1 miliar.
Dalam dakwaan disebutkan pada November 2020, sekretaris pribadi Edhy Prabowo, Amiril Mukminin meminta sekretaris pribadi Iis Rosita, Ainul Faqih melakukukan perubahan jenis kartu debit platinum ke kartu debit emerald personal yang sumber dananya berasal dari rekening Ainul Faqih di Bank BNI nomor rekening 917678599 yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan Edhy Prabowo dan Iis Rosita Dewi dalam rangka perjalanan dinas ke Amerika Serikat pada 17-24 November 2020.
Uang tersebut berasal dari keuntungan PT Aero Citra Kargo (ACK) sebagai perusahaan jasa pengiriman kargo (freight forwarding) yang digunakan untuk ekspor benih lobster.
Keuntungan PT ACK untuk Edhy tersebut dalam dakwaan berasal dari pembagian deviden dua orang komisaris, yaitu kepada Achmad Bachtiar senilai Rp 12,312 miliar dan kepada Amri senilai Rp 12,312 miliar.
Uang itu, antara lain dibelanjakan untuk pembelian 8 unit sepeda seharga Rp 14,8 juta per unit pada 24 Agustus 2020, sehingga seluruhnya Rp 118.400.000; pembelian 2 ponsel Samsung; pembelian 1 jam tangan merek Jacob & Co di Hong Kong pada Oktober 2020 senilai 160.000 dolar Hong Kong, pembelian 1 jam tangan merek Rolex Yacht Master II Yellow Gold di Dubai pada Oktober 2020 senilai Rp 700 juta.
Baca Juga: Dipanggil KPK, 8 Pihak Swasta Ini Bakal Dikorek soal Kasus "Suap Lobster"