Kisah Debt Collector: Dikepung Massa Sampai Nasabah Memancing Hasrat Seks

Siswanto Suara.Com
Senin, 22 Maret 2021 | 07:00 WIB
Kisah Debt Collector: Dikepung Massa Sampai Nasabah Memancing Hasrat Seks
Ilustrasi debt collector [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Semakin banyak profil tentang nasabah diceritakan di hadapannya, biasanya lama-lama mental mereka akan ciut.

Debt collector rata-rata tabah menggunakan strategi menekan secara psikologis semacam itu.

“Karena kita tahu dia lagi bersandiwara ya kita justru malah tidak kasihan. Jadi kelucuan. Dia melakukan itu kan supaya kita merasa iba. Tapi, justru kita lihat itu lucu.”

“Karena bagaimanapun, sebelum kita datang dia sudah menikmati apa yang dia dapat dari komitmen itu. Tapi ketika dia harus melakukan kewajiban (pembayaran), dia tidak bayar dan ketika ditagih malah bersandiwara. Itu lucu bagi kita.”

“Apalagi kalau logikanya dibalik, dia merasa jadi korban, itu nggak masuk diakal. Pinjam uang atau kredit mobil tidak dibayar, kewajiban tidak dipenuhi. Kita datangi.”

Tapi pernah juga ada pengalaman debt collector gagal menjalankan misi penagihan utang.

Nasabah bermasalah yang mereka hadapi ternyata orang penting di sebuah lembaga.

“Kita sampai dapat ancaman, sampai senjata api dikeluarin pernah.”

Sama seperti ketika menghadapi massa, menghadapi nasabah yang menggunakan kekuasaan dan senjata harus dengan ketenangan.

“Kita berusaha tenang. Jangan sampai membuat dia tambah emosi, itu situasi akan kacau lagi. Kita coba berdiplomasi. Endingnya, nggak ada pembayaran apa-apa.”

Baca Juga: Kisah Penjaga Lahan Sengketa: Tak Cuma Modal Berani, Tapi Juga Kecerdikan

Yang dilakukan debt collector kemudian adalah membuat laporan ke perusahaan pengguna jasa kalau telah terjadi permasalahan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI