Sang profesor juga mengatakan komunitas medis harus segera melakukan "analisis kasus yang tepat".
Prof Hunter juga memberikan pendapatnya tentang negara-negara Uni Eropa yang melarang sementara pemberian vaksin kepada orang-orang yang lebih muda.
"Pada akhirnya apa yang mereka lakukan akan menyebabkan lebih banyak kematian dalam populasi mereka daripada jika mereka melanjutkan vaksin." jelas Prof Hunter.
Awal pekan ini, Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Prancis Emmanuel Macron mempertimbangkan vaksin Sputnik V buatan Rusia di tengah kekhawatiran atas vaksin buatan AstraZeneca.
Namun vaksin Sputnik V belum disetujui untuk digunakan oleh Uni Eropa.
Kritikus mengecam langkah kedua negara tersebut karena dianggap 'merusak konsensus' negara-negara Barat yang telah memberi sanksi kepada Rusia atas keracunan zat saraf Salisbury pada tahun 2018.