Rusia vs Ukraina Makin Panas, UE sebut 150.000 Militer sudah di Perbatasan

Selasa, 20 April 2021 | 14:39 WIB
Rusia vs Ukraina Makin Panas, UE sebut 150.000 Militer sudah di Perbatasan
Presiden Rusia Vladimir Putin memimpin pertemuan dengan anggota pemerintah melalui panggilan telekonferensi di Moskow, Rusia, Selasa 11 Agustus 2020. [Foto/AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Seorang pejabat AS, yang berbicara tanpa menyebut nama, mengatakan jumlah pasukan Rusia itu mencapai puluhan ribu tetapi tidak mengetahui intelijen yang menunjuk ke lebih dari 150.000 tentara Rusia.

Amerika Serikat juga menyatakan "keprihatinan yang mendalam" atas rencana Rusia untuk memblokir kapal angkatan laut asing dan kapal lain di beberapa bagian Laut Hitam, juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price mengatakan dalam sebuah pernyataan.

"Ini mewakili eskalasi tak beralasan lainnya dalam kampanye berkelanjutan Moskow untuk melemahkan dan mengguncang Ukraina," kata Price.

Tidak ada sanksi

Pernyataan Borrell muncul setelah Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba berbicara kepada saat pertemuan hari Senin dan memintanya untuk menjatuhkan sanksi baru terhadap Rusia.

Rusia merebut Krimea dari Ukraina pada Maret 2014 dan telah dituduh oleh negara-negara Kyiv dan Barat mempersenjatai, mendanai, dan memimpin pasukan separatis di timur Ukraina.

Terlepas dari permohonan Kuleba, Borrell mengatakan tidak ada sanksi ekonomi baru atau pengusiran diplomat Rusia yang direncanakan untuk saat ini.

Kremlin berulang kali membantah memainkan peran apa pun dalam konflik di wilayah Donbas, di mana terdapat wilayah Donetsk dan Luhansk.

Rusia juga mengklaim jika pergerakan pasukannya di wilayah tersebut sebagai bentuk pertahanan. Mereka juga menyatakan unit militer yang dipindahkan ke posisi perbatasan akan tetap di posisinya selama Moskow mau.

Baca Juga: Targetkan Kutub Selatan, Rusia Akan Kembali ke Bulan Tahun Ini

Ketegangan baru Kyiv dengan Moskow sementara itu semakin memperburuk hubungan antara Rusia dan Barat, yang telah jatuh ke posisi terendah pasca-Perang Dingin menyusul penangkapan kritikus Kremlin Alexey Navalny awal tahun ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI