Tarib juga mengaku kesulitan menemukan pohon daun sejarak. Saya tidak mendapatkan padanan bahasa Indonesia untuk daun sejarak, tapi menurut keterangan Tarib, daun sejarak bentuknya mirip dengan daun jambu, lebarnya tiga jari, panjang sejari dan rasanya masam.
Dulu pohon itu banyak ditemukan di pinggir sungai Air Hitam. Katanya, daun pohon sejarak dimanfaatkan perempuan rimba untuk mengatur jarak kehamilan.
“Kalau kita pengen tujuh tahun belum punya anak, itu tujuh daun yang dimakan. Itu sekarang sudah punah. Tanaman purun (sejenis rumput teki-tekian) juga banyak yang habis, itu untuk ritual memanggil dewa,” katanya.
Tumenggung Grip sadar betul Orang Rimba tak akan sanggup melawan kehendak pemerintah yang terus memberikan izin perusahaan membabat hutan yang tersisa. Sejak sebulan belakangan dia mulai menanam ratusan jenis tanaman obat yang mulai sulit ditemukan di hutan. Setidaknya ada 133 jenis tanaman obat dia tanam. Termasuk akar kacom yang dipercaya bisa mengobati stroke dan lumpuh serta kayu jerampang untuk obat muntaber.
“Jadi sebelum punah kita tanam. Kalau banyak orang bikin ladang, hutan dibuka banyak yang punah,” kata Tumenggung Grip.
This article first appeared on Project Multatuli and is republished here under a Creative Commons license.