Ekspedisi biota medika yang dilakukan LIPI, Kementerian Kesehatan dan Institut Pertanian Bogor menemukan ada 101 jenis tanaman obat dan 27 jenis jamur obat ditemukan di hutan Taman Nasional Bukit Duabelas.
Selain berburu Orang Rimba dikenal sebagai peramu ulung. Mereka menggunakan tanaman yang mereka sebut rumput bemambu sebagai obat batuk dan getah rotan udang untuk menyembuhkan pilek. Saya mencari padanan nama tanaman rumput bemambu dalam bahasa Indonesia namun belum ditemukan. Sementara akar pasak bumi dipercaya bisa menyembuhkan banyak penyakit, termasuk malaria.
Prabung memperkirakan, lebih dari separuh jenis obat di hutan sekarang telah hilang seiring hutan di Air Hitam yang terus menyempit. “Dulu segala macam penyakit obatnya ada di hutan,” katanya.
Beberapa tanaman yang sudah sulit ditemukan adalah daun capo atau yang dikenal juga dengan nama daun sembung. Daun ini adalah obat demam, batuk dan pilek.
“Dulu di sini banyak, sekarang susah dicari,” kata Bejalo, salah seorang rombong Tumenggung Grip. “Ini nanti direbus dengan air, terus buat mandi.”
Tarib juga mengaku kesulitan menemukan pohon daun sejarak. Saya tidak mendapatkan padanan bahasa Indonesia untuk daun sejarak, tapi menurut keterangan Tarib, daun sejarak bentuknya mirip dengan daun jambu, lebarnya tiga jari, panjang sejari dan rasanya masam.
Dulu pohon itu banyak ditemukan di pinggir sungai Air Hitam. Katanya, daun pohon sejarak dimanfaatkan perempuan rimba untuk mengatur jarak kehamilan.
“Kalau kita pengen tujuh tahun belum punya anak, itu tujuh daun yang dimakan. Itu sekarang sudah punah. Tanaman purun (sejenis rumput teki-tekian) juga banyak yang habis, itu untuk ritual memanggil dewa,” katanya.
Tumenggung Grip sadar betul Orang Rimba tak akan sanggup melawan kehendak pemerintah yang terus memberikan izin perusahaan membabat hutan yang tersisa. Sejak sebulan belakangan dia mulai menanam ratusan jenis tanaman obat yang mulai sulit ditemukan di hutan. Setidaknya ada 133 jenis tanaman obat dia tanam. Termasuk akar kacom yang dipercaya bisa mengobati stroke dan lumpuh serta kayu jerampang untuk obat muntaber.
Baca Juga: Menempuh Jalan Pikukuh, Cara Warga Adat Baduy Bebas dari Covid-19
“Jadi sebelum punah kita tanam. Kalau banyak orang bikin ladang, hutan dibuka banyak yang punah,” kata Tumenggung Grip.