"Saya lawan No. 1 Emmanuel Macron, tetapi dia adalah presiden. Kami bisa melawannya secara politik, tetapi kami tidak bisa membiarkan kekerasan sekecil apa pun terhadapnya," tulis Marine Le Pen di Twitter.
Pada tahun 2016, Macron, yang saat itu menjabat sebagai menteri ekonomi, dilempari telur oleh anggota serikat buruh sayap kiri. Macron menggambarkan insiden itu sebagai "setara untuk kursus" dan mengatakan itu tidak akan mengekang tekadnya.
Dua tahun kemudian, pengunjuk rasa "rompi kuning" anti-pemerintah mencemooh Macron dalam sebuah insiden yang menurut sekutu pemerintah membuat presiden terguncang.