Suara.com - Korea Utara terancam kehabisan makanan hanya dalam dua bulan, di tengah kekhawatiran Kim Jong Un menghadapi terulangnya kelaparan yang menewaskan jutaan orang.
Menyadur The Sun Senin (21/6/2021) harga makanan pokok meroket sebagai akibat dari kerusakan pada industri produk negara. Dilaporkan bahwa barang-barang seperti kopi dijual lebih dari Rp 1,4 juta per paket.
Kim Jong Un berbicara tentang krisis yang berkembang di sektor pertanian negaranya pada hari Selasa, mengakui situasinya "semakin tegang". Ia juga mengatakan ekonomi yang dikelola negara tidak dapat memberi makan warganya.
Laporan terbaru dari Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) mengatakan Korea Utara hanya memiliki dua bulan persediaan tersisa.
Ada kekhawatiran yang berkembang akan terulangnya kelaparan yang pernah terjadi pada tahun 1990-an, yang menurut beberapa perkiraan menewaskan lebih dari tiga juta warga Korea Utara.
Kim Jong Un baru-baru ini juga memperingatkan warga untuk bersiap menghadapi "Maret yang Sulit," nama yang diberikan untuk krisis pangan tahun 1990-an.
"Saya memutuskan untuk meminta organisasi WPK (Partai Buruh Korea) di semua tingkatan, termasuk Komite Pusat dan sekretaris sel dari seluruh partai, untuk melakukan 'pawai sulit' yang lebih sulit untuk membebaskan rakyat, bahkan sedikit," kata Kim pada bulan April.
CNN melaporkan warga di ibu kota negara bagian Pyongyang membayar tiga kali lipat dari harga reguler untuk membeli kentang, dan hampir Rp 1 juta teh celup.
Kim Jong Un mengungkapkan kondisi negaranya pada sesi konferensi yang dihadiri oleh Komite Sentral Partai Buruh pada hari Selasa, dan awalnya dilaporkan oleh media resmi KCNA.
Baca Juga: Lebih 350 Ribu Warga Ethiopia Dikabarkan Menderita Kelaparan
Ini adalah pertama kalinya Kim Jong Un terlihat setelah sempat tak terekspos lebih dari sebulan.