Menjalani kehamilan pada masa pandemi ini diakui Dita membuatnya khawatir.
Di satu sisi dia harus menjaga dan mengendalikan kondisi tubuhnya yang sensitif sejak awal kehamilan. Di sisi lain, juga harus mawas diri dari penularan Covid-19.
Karenanya, Dita berharap agar pemerintah juga memprioritaskan para ibu hamil. Dia meminta adanya rumah sakit atau pelayanan kesehatan khusus non Covid-19, sehingga saat mendatanginya para ibu hamil tidak perlu khawatir.
“Karena ibu hamil termasuk kelompok rentan. Ibu hamil kan kondisi tubuhnya lemah, jadi kalau ada rumah sakit yang bebas dari Covid-19, mungkin saya akan memilih untuk melahirkan di sana,” tandasnya.
Terpapar Covid-19 saat Mau Melahirkan
Sebelumnya, Ketua Perhimpunan Obstetri Ginekolg Indonesia (POGI), Ari Kusuma Januarto menyebutkan banyak ibu hamil yang terkonfirmasi positif Covid-19.
“Saat ini sedang terjadi peningkatan kasus pada ibu hamil terkonfirmasi oleh Covid-19. Ini sendiri meningkat adanya varian baru, jadi kami merasa perlu adanya perlindungan pada ibu hamil,” kata Ari lewat video diskusi daring, Jumat (2/7/2021) Minggu lalu.
Berdasarkan data yang dihimpun POGI, sepanjang April 2020-Maret 2021, dilaporkan 536 ibu hamil yang terkonfirmasi Covid-19.
“Dari 536 itu secara 51,5 persen mereka OTG (Orang Tanpa Gejala),” imbuh Ari.
Baca Juga: Menteri Kabinet Jokowi Bocorkan PPKM Darurat Bakal Diperpanjang, Berapa Lama?
Dia mengatakan, sebanyak 75 persen ditemukan terpapar Covid-19 pada usia kandungan 37 minggu atau menjelang proses melahirkan.
“Artinya dia (ibu hamil) mungkin terlambat diketahui atau dia juga baru datang (periksa) saat usia 37 minggu. Sehingga 37 minggu kita ketahui itu masa-masa dia mau melahirkan, ini jelas akan membutuhkan fasilitas untuk dirujuk segala macam,” ujar Ari.